Jakarta (ANTARA) - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia mengkhawatirkan kasus bom bunuh diri di Mapolwiltabes Medan oleh terduga pelaku yang mengenakan atribut ojek online dapat membatasi gerak dan akses driver ojek online seluruh Indonesia di tempat-tempat umum maupun perkantoran.
"Teman-teman driver ojek online resah karena nantinya akses dan gerak mereka dibatasi, khususnya ketika datang ke pusat-pusat perbelanjaan atau perkantoran di mana ojek online membeli orderan makanan atau mengantarkan kiriman barang ke perkantoran dan tempat-tempat umum," ujar Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia, Igun Wicaksono saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.
Selain itu Igun menambahkan bahwa dengan adanya peristiwa terorisme bom bunuh diri di Mapolwiltabes Medan yang mana terduganya mengenakan atribut ojek online, dikhawatirkan menimbulkan stigma negatif masyarakat terhadap driver ojek online.
Garda Indonesia sendiri turut merasa resah dan berharap jangan sampai ada pembatasan terhadap driver ojek online ke depannya.
"Kita menyarankan kepada teman-teman untuk bersikap tenang, jangan terlalu diresahkan dan serahkan semua hal ini kepada pihak yang berwajib karena kita tidak mengetahui apakah terduga merupakan ojek online atau bukan," kata Igun.
Menurut Igun, sebetulnya pihak perusahaan aplikator sendiri telah melakukan seleksi dan perekrutan yang sangat ketat terhadap driver ojek online.
Handphone driver ojek online sendiri selain sebagai alat komunikasi dan pemesanan, juga berperan sebagai alat identitas bagi driver itu sendiri.
Dari aplikasinya sendiri perusahaan sudah bisa mengawasi dan mengetahui posisi driver ojek online melalui GPS.
Sebelumnya Bom bunuh diri yang terjadi Rabu pagi (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB di Polrestabes Medan Jalan HM Said, Medan diduga dilakukan seorang yang mengenakan atribut ojek online.
Petugas masih melakukan penyisiran di seputaran Mako Polrestabes Medan untuk pengembangan atas insiden ledakan tersebut dan police line juga sudah terpasang di lokasi.
Terkait peristiwa itu, Vice President Corporate Communications Gojek Indonesia, Kristy Nelwan mengatakan belum bisa berkomentar mengenai atribut terduga pelaku.
Pihaknya telah menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib, serta siap untuk memberikan seluruh bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk proses investigasi," kata Nelwan.
Berita Terkait
Capres Prabowo terharu didukung komunitas ojek daring di Pilpres 2024
Sabtu, 20 Januari 2024 15:58 Wib
Presiden Jokowi joget bersama WNI dan pengendara ojek online di Vietnam
Jumat, 12 Januari 2024 7:30 Wib
PT Pelindo mengedukasi 78 tukang ojek tentang keselamatan berkendara
Kamis, 10 Agustus 2023 20:31 Wib
Polisi bentuk tim buru pengemudi ojek online terduga pemerkosa WNA Brazil di Bali
Selasa, 8 Agustus 2023 11:30 Wib
Video calon haji lansia ingin pulang naik ojek dari Mekah ke Takalar Sulsel
Selasa, 20 Juni 2023 5:07 Wib
Presiden Jokowi membagikan paket sembako kepada ribuan pengemudi ojek daring
Kamis, 13 April 2023 13:58 Wib
KKB menembak tukang ojek asal Soppeng hingga meninggal di Ilaga Papua
Rabu, 22 Maret 2023 20:57 Wib
KKB membunuh dua tukang ojek di Pegunungan Bintang Papua
Selasa, 6 Desember 2022 10:46 Wib