Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau masyarakatuntuk bersiap siaga menghadapi kemungkinan bencana melalui pendidikan kebencanaan sejak dini sejak di sekolah.
"Perlu adanya pembelajaran bagi siswa di sekolah terkait penanggulangan bencana yang sesuai dengan ancaman bencana di daerah masing-masing. Nantinya siswa diharapkan akan menyampaikan kepada keluarga dan temannya," kata Menko Muhadjir dalam kunjungannya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan dirinya mendapatkan penjelasan singkat oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Kapusdatinmas BNPB) Agus Wibowo terkait tipe-tipe erupsi gunung berapi yang terdapat pada Diorama Kebencanaan BNPB dan pusat pengendali operasi yang merupakan posko 24 jam yang menerima dan menyebarkan informasi terkait dengan bencana di Indonesia.
Selain mendapat penjelasan singkat, rombongannya juga mengunjungi AHA Centre di lantai 13 Graha BNPB dan juga mendapatkan penjelasan terkait penanggulangan bencana secara lengkap oleh Kepala BNPB.
Terkait kesiapsiagaan selama pancaroba dan menjelang musim hujan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan kesiapsiagaan merupakan salah satu faktor penting bagi masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kesiapsiagaan perlu dipersiapkan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya korban.
"Jatuhnya korban dapat diminimalisir dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat," kata dia.
Masyarakat perlu waspada terhadap ancaman yang kemungkinan dapat terjadi di daerahnya dan perlu mempelajari apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.
Selain kesiapsiagaan masyarakat, Doni mengingatkan pentingnya penanaman vegetasi.
"Menjaga alam dengan cara menanam kembali pohon-pohon juga dapat mengurangi akibat dari bencana. Jika terjadi tsunami pohon dapat mengurangi derasnya ombak, tebing-tebing yang ditanami pohon tertentu juga akan mencegah terjadinya longsor," ujar Doni.
Upaya untuk mengurangi dampak bencana dapat dilakukan melalui penanaman vegetasi, di antaranya dengan menanam pohon sagu.
Pohon sagu merupakan pohon yang dapat tumbuh di lahan gambut dan dapat merestorasi gambut pascakarhutla.
Dalam kesempatan itu, ia juga sekaligus menyediakan papeda yang terbuat dari pohon sagu untuk santap siang Menko PMK bersama rombongannya.
"Papeda yang berasal dari karbohidrat yang tinggi sangat cocok untuk sumber energi," katanya.
Berita Terkait
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi sinergisitas Basarnas tangani bencana
Jumat, 19 April 2024 7:40 Wib
Mensos melihat langsung kondisi penyintas longsor di Tana Toraja
Rabu, 17 April 2024 17:34 Wib
Pj Sekda Sulsel sampaikan belasungkawa bencana longsor di Toraja dan Luwu
Selasa, 16 April 2024 12:23 Wib
Bupati Tana Toraja apresiasi respons cepat Pj Gubernur Sulsel pada bencana
Senin, 15 April 2024 11:17 Wib
BMKG : Sulsel termasuk provinsi terdampak cuaca ekstrem
Senin, 15 April 2024 6:08 Wib
Pemprov Sulsel gerak cepat tangani bencana longsor di Tana Toraja
Minggu, 14 April 2024 19:47 Wib
BPBD : 18 korban meninggal dunia dampak longsor di Tana Toraja
Minggu, 14 April 2024 17:44 Wib
Dinas ESDM Sulbar susun peta kawasan rawan bencana geologi
Kamis, 4 April 2024 20:24 Wib