Bupati Majene resmikan embung bantuan Bank Indonesia Sulbar
Mamuju (ANTARA) - Bupati Majene Fahmi Masssiara meresmikan embung atau sarana bak penampungan air di sentra pegembangan bawang merah Lingkungan Sondong, Kelurahan Baruga Dhua, Kamis.
Sarana bak penampungan air yang dibangun pada sebidang tanah di area penanaman bawang merah tersebut merupakan bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Barat bagi beberapa kelompok tani di Lingkungan Sondong, Kelurahan Baruga Dhua, Kecamatan Banggae Timur.
Bupati Majene Fahmi Massiara menyampaikan apresiasi kepada pihak Bank Indonesia dan mengaku bersyukur dengan bantuan tersebut.
"Sarana embung bisa menjadi solusi saat menghadapi musim kemarau. Apalagi komoditas holtikultura seperti bawang merah sering menjadi penyumbang inflasi," kata Fahmi Massiara.
Bupati juga menilai, pengembangan hotikultura telah merata, tidak hanya bawang merah tapi juga cabai dan tomat.
Meski demikian lanjut Bupati, segala bantuan sarana dan prasana seperti bibit, pupuk dan alat pertanian yang biasa difasilitasi Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan harus dimanfaatkan dan diatur dengan baik.
"Mengingat bantuan hanya diberikan satu tahun sekali, untuk penanaman selanjutnya tidak tersedia maka kelompok tani harus bisa bekerja secara swadaya dan mandiri," ujarnya.
"Jangan karena tidak ada bibit berhenti juga menanam. Dinas hanya bisa menyiapkan satu kali satu tahun jika penanaman berlanjut, harus dilakukan secara swadaya," terang Fahmi Massiara.
Ia juga berharap, agar para poktan terus berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan melalui PPL-nya, jika ada masalah agar ditangani secara bersama-sama.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Majene Burhan mengatakan selama ini kendala yang dihadapi para petani bawang merah di daerah itu, salah satunya ketersediaan air di musim kemarau.
Ia berharap, dengan bantuan embung tersebut maka tidak ada lagi alasan untuk tidak meningkatkan produktivitasnya, termasuk anggapan bibit yang tidak bagus.
Ia juga berharap para kelompok tani terus berinvoasi, khususnya dalam pengembangan bawang merah karena Majene telah menjadi sentra pengembangan bawang merah di Sulawesi Barat.
"Jangan cepat puas, jika potensi bawang kita masih dikembangkan harus dikembangkan lagi, tentu harus mengikuti petunjuk teknis dan koordinasi bersama penyuluh karena poktan dan Dinas adalah mitra," kata Burhan.
Sarana bak penampungan air yang dibangun pada sebidang tanah di area penanaman bawang merah tersebut merupakan bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Barat bagi beberapa kelompok tani di Lingkungan Sondong, Kelurahan Baruga Dhua, Kecamatan Banggae Timur.
Bupati Majene Fahmi Massiara menyampaikan apresiasi kepada pihak Bank Indonesia dan mengaku bersyukur dengan bantuan tersebut.
"Sarana embung bisa menjadi solusi saat menghadapi musim kemarau. Apalagi komoditas holtikultura seperti bawang merah sering menjadi penyumbang inflasi," kata Fahmi Massiara.
Bupati juga menilai, pengembangan hotikultura telah merata, tidak hanya bawang merah tapi juga cabai dan tomat.
Meski demikian lanjut Bupati, segala bantuan sarana dan prasana seperti bibit, pupuk dan alat pertanian yang biasa difasilitasi Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan harus dimanfaatkan dan diatur dengan baik.
"Mengingat bantuan hanya diberikan satu tahun sekali, untuk penanaman selanjutnya tidak tersedia maka kelompok tani harus bisa bekerja secara swadaya dan mandiri," ujarnya.
"Jangan karena tidak ada bibit berhenti juga menanam. Dinas hanya bisa menyiapkan satu kali satu tahun jika penanaman berlanjut, harus dilakukan secara swadaya," terang Fahmi Massiara.
Ia juga berharap, agar para poktan terus berkomunikasi dengan Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan melalui PPL-nya, jika ada masalah agar ditangani secara bersama-sama.
Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Majene Burhan mengatakan selama ini kendala yang dihadapi para petani bawang merah di daerah itu, salah satunya ketersediaan air di musim kemarau.
Ia berharap, dengan bantuan embung tersebut maka tidak ada lagi alasan untuk tidak meningkatkan produktivitasnya, termasuk anggapan bibit yang tidak bagus.
Ia juga berharap para kelompok tani terus berinvoasi, khususnya dalam pengembangan bawang merah karena Majene telah menjadi sentra pengembangan bawang merah di Sulawesi Barat.
"Jangan cepat puas, jika potensi bawang kita masih dikembangkan harus dikembangkan lagi, tentu harus mengikuti petunjuk teknis dan koordinasi bersama penyuluh karena poktan dan Dinas adalah mitra," kata Burhan.