Lebak (ANTARA) - Warga yang tinggal di tenda pengungsian Kampung Seupang, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak mengeluhkan perkebunan bambu rusak diterjang banjir bandang pada awal 2020.
"Kami merasa bingung kerusakan perkebunan bambu itu," kata Alamat (60), seorang warga korban banjir bandang di Kampung Seupang, Kabupaten Lebak, Jumat.
Sebagian besar warga pengungsi itu bekerja sebagai petani bambu. Mereka terlihat setiap hari dengan truk disel dan truk Fuso mengangkut ribuan batang bambu.
Produksi bambu itu dipasok ke sejumlah daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat.
Selama ini, kata dia, perkebunan bambu milik masyarakat rusak berat dan hilang diterjang banjir bandang dan longsor.
"Kami kehilangan perkebunan bambu itu sebanyak 10 'dapur' atau rumpun dengan menghasilkan Rp7 juta/bulan, namun kini tanaman bambu hilang diterjang banjir," katanya.
Dia mengatakan masyarakat Kampung Seupang menanam bambu itu di sepanjang bantaran Sungai Ciberang hingga lima sampai delapan hektare.
Saat ini, pendapatan ekonomi masyarakat dari perkebunan bambu menjadikan kenangan karena kondisinya rusak berat dan hilang pascabencana alam.
Bahkan, pemukiman itu seperti kampung mati dan tidak ada aktivitas.
Akibat perkebunan bambu itu rusak dan hilang, masyarakat mengalami kerugian hingga puluhan juta per bulan.
"Kami memperkirakan pendapatan petani bambu itu kehilangan sekitar Rp50 juta/bulan," katanya.
Darma (45), warga Seupang, mengaku kini menganggur akibat perkebunan bambu rusak berat dan hanyut diterjang banjir.
Biasanya, kata dia, perkebunan bambu miliknya itu lima "dapur" menghasilkan Rp4 juta/bulan.
Namun, kini tidak ada tanaman bambu lagi sehingga dirinya tidak memiliki pendapatan ekonomi.
"Kami merasa kebingungan dengan kehilangan perkebunan bambu itu," ujarnya.
Ia menyebutkan perkebunan bambu di wilayahnya itu ditampung tengkulak dengan harga tergantung ukuran antara Rp4.000 sampai Rp5.000/batang.
Kini, warga Kampung Seupang yang 70 keluarga atasu 290 jiwa menghuni tenda pengungsian dan kehilangan mata pencaharian.
"Kami menerima dengan pasrah perkebunan bambu itu diterjang banjir dan tidak bisa ditanam kembali karena masuk genangan proyek Waduk Karian," katanya.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rulli Yanrilla mengatakan saat ini petani yang mengembangkan perkebunan bambu cukup banyak.
Usaha tersebut sebelum terjadi bencana, katanya, menjadikan penghasilan ekonomi masyarakat.
Perkebunan bambu itu hampir sebagian besar tumbuh di Kecamatan Sajira, Cipanas, Muncang, Rangkasbitung, Cileles, Cikulur, Sobang, Lebak Gedong, Leuwidamar, Cigemblong, Cijaku, Cirinten, dan Cimarga.
Bahkan, setiap hari produksi bambu itu dipasok ke luar daerah.
"Kami menerima laporan bahwa perkebunan bambu juga terjadi kerusakan dan hanyut akibat banjir bandang itu, namun jumlah arealnya relatif kecil," katanya.
Berita Terkait
Hasto : Tiga instruksi Megawati untuk menangkan Ganjar-Mahfud di Pipres 2024
Senin, 11 Desember 2023 7:14 Wib
Peneliti: Anies Baswedan memungkinkan mendampingi Ganjar
Minggu, 27 Agustus 2023 10:40 Wib
Ulama mengapresiasi Polri tetapkan tersangka Panji Gumilang
Rabu, 2 Agustus 2023 11:12 Wib
Tim SAR melakukan pencarian nakhoda KM Dimas hilang di laut
Sabtu, 28 Januari 2023 18:43 Wib
BMKG peringatkan waspadai tinggi gelombang selatan Banten mencapai empat meter
Senin, 16 Januari 2023 11:53 Wib
Badan Geologi : Gempa di perairan selatan Banten akibat aktivitas sesar aktif
Senin, 10 Oktober 2022 13:24 Wib
Kaukus Muda Nahdliyin nilai Mahfud MD tokoh alternatif Pilpres 2024
Jumat, 19 Agustus 2022 17:49 Wib
Pengamat: Erick Thohir berpeluang menjadi capres 2024
Rabu, 25 Mei 2022 7:44 Wib