Makassar (ANTARA) - Pembatasan pakaian impor, khususnya dari China
pasca virus corona merebak di negara tirai bambu itu, telah mendorong pengelola Toko Al Kayya membangkitkan produksi garmen busana muslim.
"Pembatasan impor itu menjadi peluang untuk membangkitkan garmen lokal yang khususnya yang memproduksi busana muslim, karena itu kami hadir di Makassar," kata Marketing Manager Al Kayya, Vian Dwi Wahyuno disela peluncuran label Muslim Fashion Al Kayya di Makassar, Minggu.
Dia berharap, Al Kayya dapat menjadi pusat grosir dan eceran dengan harga termurah dan terlengkap nantinya bagi warga Makassar khususnya dan area Sulawesi Selatan.
Pemilihan Kota Makassar sebagai kota perdana dalam memperkenalkan brand dan toko Al Kayya ini, lanjut dia, karena berdasarkan hasil riset internal dengan segala potensinya, diyakini Makassar dan Sulawesi Selatan yang sudah menjadi salah satu kota besar dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia dan mayoritas muslim.
"Tentunya tuntutan pemenuhan kebutuhan akan busana muslim dengan segala pernak-pernik sangat tinggi, sehingga menjadikannya sebagai pasar busana muslim yang cukup besar," katanya.
Menurut dia, warga Makassar juga Sulawesi Selatan berhak untuk memiliki kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian yang sesuai dengan kaidah dan syariat muslim dengan harga terjangkau.
Dia mengatakan, pihaknya bukan bermaksud menjadi kompetitor pasar grosir yang sudah ada di Makassar, tapi kami hanya ingin konsumen di sini memiliki pilihan yang dekat secara jarak dan tanpa jeda waktu dengan trend global di kota besar lainnya.
"Al Kayya hadir sebagai toko busana muslim dengan harga murah, melayani pembelian grosir maupun eceran dan membuka peluang bagi ingin menjadi 'reseller' lagi," katanya.
Adapun koleksi pakaian yang ditawarkan pada mulai dari harga Rp49 ribu hingga Rp110 ribu pada harga tertinggi, baik secara grosir maupun eceran.
Toko busana muslim yang berlokasi di Jalan Adhyaksa Baru No. 16D Lantai 2 Makassar ini, sebagian besar busananya dipasok dari pengusaha garmen di Jawa Tengah. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menerima pasokan dari garmen lokal di daerah ini.
"Intinya kami ingin merangkul garmen yang selama ini terpinggirkan oleh produksi dari luar negeri yang menawarkan harga murah dengan kualitas terjamin. Nah, kini saatnyalah garmen dalam negeri untuk bangkit kembali yang produksinya tak kalah dengan produk luar negeri," pungkasnya.
Berita Terkait
API minta penerapan Permendag 36/2023 tak ditunda demi industri tekstil
Selasa, 5 Maret 2024 17:36 Wib
Empat orang ditahan usai kebakaran pabrik garmen di China, 38 orang tewas
Rabu, 23 November 2022 19:49 Wib
Rachmat Gobel menyayangkan masih terjadinya impor baju bekas
Minggu, 12 Juni 2022 13:18 Wib
Staf Ahli Menkumham tinjau pabrik garmen di Lapas Makassar
Jumat, 28 Agustus 2020 21:55 Wib
Gubernur Sulsel tinjau pabrik garmen di Lapas Makassar
Senin, 17 Agustus 2020 20:25 Wib
Kakanwil Kemenkumham Sulsel resmikan pabrik garmen di Lapas Makassar
Kamis, 16 Juli 2020 20:23 Wib
Presiden Jokowi terima Asosiasi Pertekstilan bahas peningkatan ekspor
Kamis, 21 November 2019 10:46 Wib