Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar memaparkan beberapa alasan untuk meniadakan shalat Jumat berjamaah di masjid dan menggantinya dengan shalat Zuhur masing-masing di rumah yang salah satunya adalah mencegah kemudaratan.
Nazarudin dalam Konferensi Pers di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta, Jumat, mengatakan alasan objektif meniadakan shalat Jumat dikarenakan sudah ada fatwa dari Majelis Ulama Indonesia untuk menghindari kerumunan guna mencegahnya penyebaran virus corona baru COVID-19.
Selain itu, Nazarudin juga mengatakan alasan lainnya sudah ada imbauan dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan pembatasan interaksi sosial dan juga imbauan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meniadakan shalat Jumat berjamaah selama dua pekan.
"Kita sebagai umat beragama tidak ada hal lain selain mengikuti ulama dan umara (pemerintah) kita," kata Nazarudin.
Selain itu pihak Masjid Isitqlal, kata Nazaruddin juga mempelajari dan mempertimbangkan kondisi-kondisi penyebaran virus yang begitu cepat di luar negeri seperti di Iran, Korea Selatan, dan Italia yang kondisinya disebut sangat memprihatinkan.
"Oleh karena itu untuk mencegah jangan sampai hal itu terjadi di Tanah Air kita tercinta, maka kami selaku Imam Besar Masjid Istiqlal mengimbau kepada seluruh umat Islam terutama yang berada di dalam wilayah-wilayah yang sangat banyak virus berkembang, maka sudah cukup alasan untuk tidak melakukan pertemuan dalam keadaan berjamaah, termasuk di dalamnya shalat Jumat, termasuk juga shalat berjamaah Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya," kata dia.
Sedangkan apabila masih ada yang ingin melakukan shalat berjamaah dikarenakan wilayahnya terbilang masih aman dari penyebaran virus, Nazaruddin mengimbau agar menerapkan pembatasan sosial yaitu dengan memberi jeda ruang antarjamaah seluas dua meter sebagai upaya untuk menghindari penyebaran virus. Dia mengatakan Masjid Istiqlal menerapkan hal tersebut dalam shalat berjamaah sekarang ini.
Pada Kamis (19/3), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan imbauan bahwa kegiatan ibadah bersama keagamaan di Jakarta, termasuk shalat Jumat di masjid-masjid Jakarta, untuk ditiadakan selama dua pekan ke depan sebagai antisipasi pencegahan penularan virus corona baru COVID-19.
Menindaklanjuti seruan tersebut, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Laksmana Pertama TNI (Purn) Asep Saepudin dalam keterangan resminya kemarin, juga telah menyampaikan imbauan bahwa Masjid Istiqlal tidak melaksanakan shalat Jumat selama dua minggu dan diganti dengan shalat zuhur masing-masing (tidak berjamaah).
Berdasarkan data per hari kemarin, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 309 orang, bertambah 82 orang dibandingkan hari sebelumnya. Kasus kematian akibat penyakit tersebut menjadi 25 orang dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate 8,09 persen, dan 15 orang telah pulih dan diperbolehkan pulang.
Berita Terkait
Rongkong Luwu Utara potensial untuk lokasi paralayang
Senin, 20 November 2023 15:42 Wib
Penjabat Gubernur minta KPU Sulbar memperkuat data pemilih
Rabu, 7 Juni 2023 14:00 Wib
Said Usman Umar menjabat Ketua KPU Sulbar
Kamis, 25 Mei 2023 5:41 Wib
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin akan wakafkan diri untuk kedamaian bangsa
Senin, 22 Mei 2023 7:48 Wib
Pengacara berharap Ricky Rizal mendapat keringanan hukuman
Rabu, 12 April 2023 12:32 Wib
Wakapolda Sulbar menginstruksikan peningkatan pengamanan markas kepolisian
Rabu, 14 Desember 2022 20:05 Wib
Polda Sulbar ancam tindak tegas pelaku mafia tanah
Jumat, 2 Desember 2022 19:14 Wib
Polda Sulbar kedepankan upaya pencegahan narkoba di kalangan pelajar
Kamis, 1 Desember 2022 19:01 Wib