Makassar (ANTARA) - Ikatan Alumni Fakultas Teknik (Ikatek) Universitas Hasanuddin siap memproduksi mesin disinfektan yang sampelnya sudah diserahkan pada Universitas Hasanuddin untuk mendukung proses penghentian sebaran COVID-19 di Sulawesi Selatan.
Mesin berjumlah tiga unit yang diserahkan secara resmi hari ini merupakan bagian dari empat puluh unit produk tahap awal, yang akan didistribusikan pada berbagai fasilitas umum di Kota Makassar.
Ketua Umum IKATEK Unhas Haedar A. Karim di Makassar, Kamis, mengatakan alat diberi nama MDCU-2007 merupakan hasil karya alumni-alumni teknik mesin, yang dipelopori oleh alumni angkatan 2007. Idenya diilhami oleh realitas mewabahnya COVID-19.
“Kita ingin turut berkontribusi dalam upaya penanganan COVID-19 yang kini menjadi perhatian bersama. Saya katakan, jika memang kita bisa memproduksi dalam waktu cepat, ayo kita laksanakan,” kata Haedar.
Nama MDCU-2007 merupakan akronim dari Mesin Disinfectant Chambers Unhas. Angkat 2007 ditambahkan karena inisiatornya adalah dari alumni angkatan 2007. Sebanyak tiga unit alat ini diserahkan kepada Universitas Hasanuddin, dan akan menyusul lagi empat puluh unit.
“Kami serahkan kepada almamater, dengan harapan nanti akan didistribusikan melalui Unhas kepada tempat yang membutuhkan, terutama Rumah Sakit dan tempat layanan umum,” kata Haedar.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, menyambut gembira hadirnya alat yang diproduksi oleh alumni teknik ini. Dirinya berharap, kontribusi alumni kepada almamater ini akan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik yang lebih luas.
“Kita sedang hadapi perang melawan COVID-19. Maka, semua harus turun tangan. Alat ini segera saya perintahkan untuk ditempatkan di Rumah Sakit Unhas, yang kini menjadi salah satu Rumah Sakit rujukan untuk penanganan COVUD-19,” kata Prof. Dwia.
Prof Dr Syamsul Bahri MT yang merupakan guru besar dalam Bidang Manajemen Industri ini mengatakan bahwa MDCU-2007 mengadopsi teknologi sangat sederhana, tapi memiliki manfaat yang besar dalam situasi sekarang. Dirinya dan tim alumni teknik Unhas akan terus mengembangkan versi lebih baik dari alat ini.
“Alat ini dapat menyemprotkan satu liter disinfektan untuk digunakan oleh 90 orang. Artinya, lebih hemat dan efisien. Kami sedang mengembangkan model ini, sehingga nantinya semprotan disinfektan itu dalam bentuk uap, dan akan bekerja otomatis. Kita akan menerapkan sensor gerak dalam kotaknya,” kata Prof Syamsul.
Setelah menerima alat ini, sebanyak satu unit langsung diinstal di pintu masuk Rumah Sakit Unhas. Sementara satu lagi dikirimkan untuk Rumah Sakit Daerah di Kabupaten Maros.