Gugus Tugas sebut 4 daerah diduga pendemi COVID-19 di Sulsel
Makassar (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Sulsel, Mayor Jenderal TNI Andi Sumangerukka mengemukakan ada empat daerah yang dicurigai menjadi pandemi penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
"Kita melaporkan beberapa daerah dicurigai pandemi. Akan ada ke depan pembatasan kegiatan di daerah tersebut. Ada empat daerah yang akan kita batasi," katanya di Makassar, Senin.
Meski demikian, ia enggan menyebutkan empat daerah yang dimaksud. Namun telah diketahui bahwa daerah itu ialah dengan kasus terbanyak COVID-19 di Sulsel yaitu Kota Makassar.
Andi Sumangerukka menjelaskan ada beberapa indikator penentuan sebuah wilayah dikatakan pandemi COVID-19, yakni dengan kasus meninggal terbanyak akibat virus corona.
Karena seseorang meninggal, maka tentu kecurigaaan terhadap lingkungan terdekat, seperti keluarga yang bisa saja Orang Dalam Pemantauan (ODP) bermunculan di sana.
"Kita sedang mengevaluasi daerah, daerah yang kita curigai itu yakni masyarakatnya banyak 4 orang meninggal," katanya.
Indikator lainnya ialah mengevaluasi daerah dengan jumlah positif COVID-19 terbanyak. Sebab dari sana akan bermunculan carier (pembawa virus) sehingga bisa ditemukan banyak ODP hingga PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Selain itu ada juga PDP yang dianggap sangat rentan jadi penyumbang carier pada sebuah daerah. Sehingga langkah-langkah tegas akan segera diambil agar tidak ada penyebaran COVID-19 secara masif, sehingga akan dilakukan proteksi di area lokal.
"Sejauh ini kita liat yang positif dari beberapa klaster. Ada yang pernah umrah, pernah berhubungan dengan yang positif, ada yang datang dari luar daerah. Dari itu yang banyak positif," ungkapnya.
Mengenai kesiapan tim medis, Jenderal Andi Sumangerukka akan melakukan pendataan yang berada di masing-masing rumah sakit rujukan maupun rumah sakit penyangga.
"Apakah sudah memenuhi atau tidak. Jika tidak memenuhi maka kita akan memobilisasi perawat atau relawan untuk ikut membantu," katanya.
"Kita melaporkan beberapa daerah dicurigai pandemi. Akan ada ke depan pembatasan kegiatan di daerah tersebut. Ada empat daerah yang akan kita batasi," katanya di Makassar, Senin.
Meski demikian, ia enggan menyebutkan empat daerah yang dimaksud. Namun telah diketahui bahwa daerah itu ialah dengan kasus terbanyak COVID-19 di Sulsel yaitu Kota Makassar.
Andi Sumangerukka menjelaskan ada beberapa indikator penentuan sebuah wilayah dikatakan pandemi COVID-19, yakni dengan kasus meninggal terbanyak akibat virus corona.
Karena seseorang meninggal, maka tentu kecurigaaan terhadap lingkungan terdekat, seperti keluarga yang bisa saja Orang Dalam Pemantauan (ODP) bermunculan di sana.
"Kita sedang mengevaluasi daerah, daerah yang kita curigai itu yakni masyarakatnya banyak 4 orang meninggal," katanya.
Indikator lainnya ialah mengevaluasi daerah dengan jumlah positif COVID-19 terbanyak. Sebab dari sana akan bermunculan carier (pembawa virus) sehingga bisa ditemukan banyak ODP hingga PDP (Pasien Dalam Pengawasan).
Selain itu ada juga PDP yang dianggap sangat rentan jadi penyumbang carier pada sebuah daerah. Sehingga langkah-langkah tegas akan segera diambil agar tidak ada penyebaran COVID-19 secara masif, sehingga akan dilakukan proteksi di area lokal.
"Sejauh ini kita liat yang positif dari beberapa klaster. Ada yang pernah umrah, pernah berhubungan dengan yang positif, ada yang datang dari luar daerah. Dari itu yang banyak positif," ungkapnya.
Mengenai kesiapan tim medis, Jenderal Andi Sumangerukka akan melakukan pendataan yang berada di masing-masing rumah sakit rujukan maupun rumah sakit penyangga.
"Apakah sudah memenuhi atau tidak. Jika tidak memenuhi maka kita akan memobilisasi perawat atau relawan untuk ikut membantu," katanya.