Pj Wali Kota Makassar lacak kontak ASN meninggal PDP
Makassar (ANTARA) - Pejabat Wali Kota Makassar, M Iqbal Suhaeb segera melakukan tracking atau pelacakan siapa saja yang pernah kontak dengan Aparat Sipil Negara (ASN) Pemkot yang meninggal dunia berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Coronavirus Disease (COVID-19).
"Kami segara kontak tracking. Besok, rencana dilakukan pemeriksaan rapid test kepada seluruh orang yang melakukan kontak terakhir dengan almarhum," ujar Iqbal di Posko Induk Penanganan COVID-19, di Balai Mutiara, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa
Ia juga membenarkan almarhum Zulkiflie Marauni, menjabat Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Pemkot Makassar berstatus PDP di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji, malam tadi, selanjutnya dimakamkan secara protokol COVID-19 di TPU Macanda, Kabupaten Gowa.
Dengan kejadian itu, lanjut dia, Pemkot Makassar sudah melakukan sterilisasi lingkungan kerja di Balai Kota termasuk tempat-tempat yang pernah dikunjungi almarhum dalam beberapa hari terakhir.
Oleh karena itu, Iqbal meminta agar semua orang yang melakukan kontak dengan almarhum beberapa hari terakhir agar segera melaporkan melalui call center 112, dan hotline Dinas Kesehatan Pemkot Makassar 085255875751, 081343720062, 0811468894.
Semuanya orang yang pernah kontak akan jalani rapid test di Puskesmas Makkasau, jalan Ratulangi, Komplek PDAM, sebagai langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran virus tersebut lebih jauh.
"Terkait salah seorang Kasubag kami dari Pemkot Makassar yang meninggal kemarin, menurut keluarga memang telah mengalami gejala klinis selama tiga hari terakhir," ucapnya.
"Beliau demam selama tiga hari, dan dihari ke tiga sudah tidak bisa bergerak sama sekali sehingga diantar keluarganya ke Rumah Sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata almarhum sudah batuk dan mengalami pneumonia yang merupakan salah satu ciri dari COVID-19," ungkap Iqbal.
Mengenai soal kebijakan penguncian area Balai Kota, ia menegaskan tidak akan melaksanakan itu, kendati ada salah satu pejabatnya PDP. Upaya yang dilakukan dengan mensterilisasi dalam beberapa hari kedepan berupa penyemprotan disinfektan, serta rapid test dimulai dari tempat kerja almarhum.
"Selebihnya tetap berjalan normal seperti biasa, sebagaimana sistem kerja yang diberlakukan sejak mewabahnya virus ini," tambah mantan Kepala Satpol PP Pemprov Sulsel ini.
Dikonfimasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin menuturkan, untuk hasil Swab yang bersangkutan masih ditunggu dari labolatorium Balai Besar Labolatorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Sementara untuk memperoleh hasilnya apakah positif atau negatif, ungkap dia, diperkirakan proses pengujian akan berlangsung minimal delapan jam, baru hasilnya diketahui.
"Masih berlangsung pemeriksaan swabnya, cuma hasilnya belum keluar, itu yang ditunggu," ujar Naisyah.
Mengenai dengan persiapan rapid test, tambah dia, akan dilakukan sesuai dengan jumlah orang yang sudah dipantau termasuk dari kalangan ASN dari Pemkot Makassar.
"Untuk alat rapid rest sudah disediakan sebanyak 1.300 alat penguji. Bila dalam pengujian darah nanti melalui alat ini apabila positif langsung diteruskan ke tes swab guna memperjelas status yang tadi diperiksa," tutur dia.
"Kami segara kontak tracking. Besok, rencana dilakukan pemeriksaan rapid test kepada seluruh orang yang melakukan kontak terakhir dengan almarhum," ujar Iqbal di Posko Induk Penanganan COVID-19, di Balai Mutiara, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa
Ia juga membenarkan almarhum Zulkiflie Marauni, menjabat Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum, Pemkot Makassar berstatus PDP di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji, malam tadi, selanjutnya dimakamkan secara protokol COVID-19 di TPU Macanda, Kabupaten Gowa.
Dengan kejadian itu, lanjut dia, Pemkot Makassar sudah melakukan sterilisasi lingkungan kerja di Balai Kota termasuk tempat-tempat yang pernah dikunjungi almarhum dalam beberapa hari terakhir.
Oleh karena itu, Iqbal meminta agar semua orang yang melakukan kontak dengan almarhum beberapa hari terakhir agar segera melaporkan melalui call center 112, dan hotline Dinas Kesehatan Pemkot Makassar 085255875751, 081343720062, 0811468894.
Semuanya orang yang pernah kontak akan jalani rapid test di Puskesmas Makkasau, jalan Ratulangi, Komplek PDAM, sebagai langkah antisipasi dan pencegahan penyebaran virus tersebut lebih jauh.
"Terkait salah seorang Kasubag kami dari Pemkot Makassar yang meninggal kemarin, menurut keluarga memang telah mengalami gejala klinis selama tiga hari terakhir," ucapnya.
"Beliau demam selama tiga hari, dan dihari ke tiga sudah tidak bisa bergerak sama sekali sehingga diantar keluarganya ke Rumah Sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata almarhum sudah batuk dan mengalami pneumonia yang merupakan salah satu ciri dari COVID-19," ungkap Iqbal.
Mengenai soal kebijakan penguncian area Balai Kota, ia menegaskan tidak akan melaksanakan itu, kendati ada salah satu pejabatnya PDP. Upaya yang dilakukan dengan mensterilisasi dalam beberapa hari kedepan berupa penyemprotan disinfektan, serta rapid test dimulai dari tempat kerja almarhum.
"Selebihnya tetap berjalan normal seperti biasa, sebagaimana sistem kerja yang diberlakukan sejak mewabahnya virus ini," tambah mantan Kepala Satpol PP Pemprov Sulsel ini.
Dikonfimasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin menuturkan, untuk hasil Swab yang bersangkutan masih ditunggu dari labolatorium Balai Besar Labolatorium Kesehatan (BBLK) Makassar.
Sementara untuk memperoleh hasilnya apakah positif atau negatif, ungkap dia, diperkirakan proses pengujian akan berlangsung minimal delapan jam, baru hasilnya diketahui.
"Masih berlangsung pemeriksaan swabnya, cuma hasilnya belum keluar, itu yang ditunggu," ujar Naisyah.
Mengenai dengan persiapan rapid test, tambah dia, akan dilakukan sesuai dengan jumlah orang yang sudah dipantau termasuk dari kalangan ASN dari Pemkot Makassar.
"Untuk alat rapid rest sudah disediakan sebanyak 1.300 alat penguji. Bila dalam pengujian darah nanti melalui alat ini apabila positif langsung diteruskan ke tes swab guna memperjelas status yang tadi diperiksa," tutur dia.