Peneliti LK2PK: Media transportasi sampel swab 'VTM' langka di daerah
Sejumlah rumah sakit, terutama di daerah mengalami kekurangan VTM itu
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) Aslim Taslim mengatakan stok Viral Transport Media (VTM) sangat langka untuk didapatkan di daerah karena harganya cukup mahal.
"Sejumlah rumah sakit, terutama di daerah mengalami kekurangan VTM itu," kata Aslim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis
Peneliti LK2PK itu menerangkan VTM digunakan untuk menyimpan sampel cairan nasofaring /dahak dengan teknik swab dari pasien yang dicurigai COVID-19 untuk dibawa ke laboratorium pemeriksaan yang menyelenggarakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Jadi VTM merupakan media untuk menyimpan spesimen swab pasien sebelum dilakukan ekstraksi RNA virus kemudian dilakukan pemeriksaan PCR," ujar Aslim.
Kekosongan VTM akan menghambat pemeriksaan, karena sampel pemeriksaan tidak bisa dikirim dari fasilitas kesehatan yang melakukan swab ke laboratorium pemeriksa.
Menyikapi kondisi itu, Direktur Eksekutif LK2PK Dr Ardiansyah Bahar mengatakan LK2PK mengupayakan kolaborasi dengan Komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan dan Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) untuk memproduksi VTM.
Produksi VTM hasil kolaborasi itu nantinya juga akan melibatkan Kurir Kebaikan untuk penyebaran ke Rumah Sakit-Rumah Sakit di daerah.
Pegiat media sosial Ria Ricis mewakili Kurir Kebaikan mengajak berbagai pihak untuk bersama melawan COVID-19. Ia menganjurkan agar masyarakat tetap di rumah dan jaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan. Bila memang harus keluar, adik Aktris Oki Setiana Dewi itu mengajak masyarakat menggunakan masker kain.
Kolaborasi itu dipandang perlu agar dapat membantu pemerintah mengupayakan tes COVID-19 bisa dilakukan dengan cepat, luas, dan massal.
Karena hanya dengan tes, dapat diketahui sejauh mana penyebaran virus corona jenis baru itu telah terjadi, sehingga yang telah tertular bisa mendapatkan penanganan dengan segera, dan memutus mata rantai penularan dengan yang tidak tertular COVID-19.
Selain itu, LP2SK juga menyarankan agar dilakukan shifting kompetensi untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan melakukan pemeriksaan swab di lapangan.
"Sejumlah rumah sakit, terutama di daerah mengalami kekurangan VTM itu," kata Aslim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis
Peneliti LK2PK itu menerangkan VTM digunakan untuk menyimpan sampel cairan nasofaring /dahak dengan teknik swab dari pasien yang dicurigai COVID-19 untuk dibawa ke laboratorium pemeriksaan yang menyelenggarakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Jadi VTM merupakan media untuk menyimpan spesimen swab pasien sebelum dilakukan ekstraksi RNA virus kemudian dilakukan pemeriksaan PCR," ujar Aslim.
Kekosongan VTM akan menghambat pemeriksaan, karena sampel pemeriksaan tidak bisa dikirim dari fasilitas kesehatan yang melakukan swab ke laboratorium pemeriksa.
Menyikapi kondisi itu, Direktur Eksekutif LK2PK Dr Ardiansyah Bahar mengatakan LK2PK mengupayakan kolaborasi dengan Komunitas Warga Negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan dan Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) untuk memproduksi VTM.
Produksi VTM hasil kolaborasi itu nantinya juga akan melibatkan Kurir Kebaikan untuk penyebaran ke Rumah Sakit-Rumah Sakit di daerah.
Pegiat media sosial Ria Ricis mewakili Kurir Kebaikan mengajak berbagai pihak untuk bersama melawan COVID-19. Ia menganjurkan agar masyarakat tetap di rumah dan jaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan. Bila memang harus keluar, adik Aktris Oki Setiana Dewi itu mengajak masyarakat menggunakan masker kain.
Kolaborasi itu dipandang perlu agar dapat membantu pemerintah mengupayakan tes COVID-19 bisa dilakukan dengan cepat, luas, dan massal.
Karena hanya dengan tes, dapat diketahui sejauh mana penyebaran virus corona jenis baru itu telah terjadi, sehingga yang telah tertular bisa mendapatkan penanganan dengan segera, dan memutus mata rantai penularan dengan yang tidak tertular COVID-19.
Selain itu, LP2SK juga menyarankan agar dilakukan shifting kompetensi untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan melakukan pemeriksaan swab di lapangan.