Anyaman Bambu Dipamerkan dalam Penjara

Makassar,  (ANTARA News) - Kerajinan anyaman bambu karya narapidana Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Gunung Sari di pamerkan dalam penjara saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Republik Indonesia di Makassar, Selasa.

Pameran tersebut mengundang perhatian berbagai pejabat seperti, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Agus Arifin Nu'mang, Ketua DPRD Moh Roem, Kepala Kanwil Hukum dan HAM Makassar Sutrimansyah Ridwan, yang menghadiri pemberian remisi terhadap napi LP Gunung Sari.

Sebagian hasil anyaman yang dipamerkan juga diberikan label harga, seperti keranjang tempat cuci pakaian Rp75 ribu, keranjang penutup nasi Rp45 ribu, keranjaang buah dan bunga Rp25 ribu.

Seorang napi LP tersebut, Sultan, yang sudah empat tahun menggeluti kerajinan anyaman dalam penjara, mengatakan, membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu keranjang.

"Ini sangat murah jika dibandingkan di toko-toko. Untuk menyelesaikan satu buah dibutuhkan waktu tiga hari, kalau belum mahir bisa sampai satu minggu," ujarnya.

Sultan yang dihukum 11 tahun penjara mengaku mulai menyadari pentingnya bekerja keras dan terampil setelah mendapatkan pembinaan selama lima tahun dalam bui. 

"Sejak disini banyak sekali perubahan, termasuk agama yang membuat kita jera membuat pelanggaran. Yang penting kita dibekali keterampilan, sehingga saat keluar nanti, saya punya bekal untuk menyekolahkan anak," ujar pria yang memiliki rumah di sekitar Pasar Pa'baeng-baeng Makassar.   

Di LP Gunung Sari, para napi diajarkan berbagai keterampilan seperti, kaligrafi, pembuatan paving blok, kerajinan kayu, tata boga, sampai pada budidaya ikan.

Di sekitar dapur umum LP, sedikitnya delapan tempat khusus untuk membudidayakan ikan koi, lele, dan berbagai jenis ikan lainnya. (T.pso-099/A027/S004)