Mamuju (ANTARA News) - Memasuki hari kesembilan pelaksanaan puasa Ramadhan 1431 Hijriyah, harga cabe di sejumlah pasar tradisional di Mamuju, ibukota Provinsi Sulawesi Barar, kembali bergerak naik hingga 20 persen.
Hamsinah, salah seorang ibu rumah tangga warga asal Karema, Mamuju yang ditemui di pasar tradisional Mamuju, Kamis, mengakui, jika harga cabe yang dijual oleh pedagang kembali bergejolak naik hingga 20 persen.
"Hampir setiap hari harga sejumlah kebutuhan pokok sejak Ramadhan berlangsung mengalami lonjakan. Hari ini, harga kebutuhan seperti lombok kriting naik dari Rp50.000/kg menjadi Rp60.000/kg," tuturnya.
Demikian juga dengan harga lombok merah mengalami kenaikan dari Rp45.000/kg menjadi Rp55.000/kg.
Ia mengakui, lonjakan harga selama Ramadhan tahun ini cukup memberatkan untuk menutupi beban biaya untuk kebutuhan keluarga.
"Kami ini masyarakat kecil yang memiliki penghasilan sebulan terbilang pas-pasan. Sudah susah makin disusahkan dengan naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok," keluhnya.
Dia menjelaskan, sejumlah kebutuhan lain juga bergerak naik seperti terigu merek Kompas dari Rp9.000/kg menjadi Rp11.000/kg, mentega kaleng dari Rp25.000 menjadi Rp30.000/kg.
Harga sirup DHT, kata dia, juga naik dari Rp12.000/botol menjadi Rp17.000/botol dan masih banyak kebutuhan lain yang mengalami lonjakan harga.
"Dari beberapa harga sembako yang bergerak naik, komoditi cabe yang paling mengalami lonjakan harga bahkan setiap saat harga cabe tersebut mengalami perubahan," jelasnya.
Ia berharap, pemerintah segera mengatasi naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok ini karena akan membebani masyarakat kecil yang hidupnya sudah sangat kesulitan. (T.KR-ACO/F003)