Aktivitas belanja UMKM picu kenaikan 40 persen pengantaran Grab
Makassar (ANTARA) - Aktivitas belanja dari UMKM (social seller) pada masa pandemi COVID-19 telah memicu kenaikan 40 persen pengantaran Grab sejak awal pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota besar di Indonesia.
Hal tersebut dikemukakan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam keterangan pers di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, sekitar dua bulan terakhir aktivitas di rumah saja, mulai dari belajar, bekerja ataupun aktivitas lainnya, meskipun tidak semua bisa bekerja dari rumah, tapi sebagian besar masyarakat saat ini beraktivitas dari rumah.
Kondisi itu, lanjut dia, disadari atau tidak telah mengubah kebiasaan sebagian besar masyarakat, termasuk pola pelanggan jasa daring yang menggunakan jasa Grab. Dengan menghindari ke luar rumah untuk memutus mata rantai COVID-19, maka masyarakat lebih cenderung memesan lewat jasa pengantaran daring.
Berdasarkan data Grab diketahui, pesanan GrabExpress pada Maret 2020 naik 21,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Juga perusahaan jasa transportasi daring ini juga mencatat sebagian besar pelanggan memilih belanja dari UMKM lokal, sehingga memicu kenaikan pengantaran sebanyak 40 persen oleh social sellers (UMKM).
Sementara titik pengantaran barang terbanyak pada periode tersebut juga berubah, yakni area perumahan (41,5 persen), fasilitas kesehatan (13,6 persen) dan bank (12 persen). Sebelumnya, perkantoran dan area perumahan mendominasi titik pengantaran.
"Sejak pandemi COVID-19, ada kecenderungan masyarakat beralih memesan makanan sehat dengan kenaikan jumlah pesanan sekitar 7,4 persen dibanding sebelum pandemi COVID-19," kata Neneng.
Dia mengatakan, mencermati perubahan pola kebiasaan pelanggan itu pada masa pandemi, setidaknya terdapat lima perubahan baru di kalangan masyarakat yakni jadi lebih sering belanja daring, jadi suka memesan makanan sehat, tambah suka ngemil, makan siangnya lebih banyak dan tambah suka berbagi, baik melalui donasi daring maupun memberikan tips pada para driver.
Hal tersebut dikemukakan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam keterangan pers di Makassar, Senin.
Dia mengatakan, sekitar dua bulan terakhir aktivitas di rumah saja, mulai dari belajar, bekerja ataupun aktivitas lainnya, meskipun tidak semua bisa bekerja dari rumah, tapi sebagian besar masyarakat saat ini beraktivitas dari rumah.
Kondisi itu, lanjut dia, disadari atau tidak telah mengubah kebiasaan sebagian besar masyarakat, termasuk pola pelanggan jasa daring yang menggunakan jasa Grab. Dengan menghindari ke luar rumah untuk memutus mata rantai COVID-19, maka masyarakat lebih cenderung memesan lewat jasa pengantaran daring.
Berdasarkan data Grab diketahui, pesanan GrabExpress pada Maret 2020 naik 21,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Juga perusahaan jasa transportasi daring ini juga mencatat sebagian besar pelanggan memilih belanja dari UMKM lokal, sehingga memicu kenaikan pengantaran sebanyak 40 persen oleh social sellers (UMKM).
Sementara titik pengantaran barang terbanyak pada periode tersebut juga berubah, yakni area perumahan (41,5 persen), fasilitas kesehatan (13,6 persen) dan bank (12 persen). Sebelumnya, perkantoran dan area perumahan mendominasi titik pengantaran.
"Sejak pandemi COVID-19, ada kecenderungan masyarakat beralih memesan makanan sehat dengan kenaikan jumlah pesanan sekitar 7,4 persen dibanding sebelum pandemi COVID-19," kata Neneng.
Dia mengatakan, mencermati perubahan pola kebiasaan pelanggan itu pada masa pandemi, setidaknya terdapat lima perubahan baru di kalangan masyarakat yakni jadi lebih sering belanja daring, jadi suka memesan makanan sehat, tambah suka ngemil, makan siangnya lebih banyak dan tambah suka berbagi, baik melalui donasi daring maupun memberikan tips pada para driver.