Menteri KKP : Potensi perikanan belum dimanfaatkan secara optimal
Makassar (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan potensi Indonesia di sektor kelautan dan perikanan belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, sektor ini menjadi bagian penting yang dapat dijadikan pemasukan dana terbesar bagi negara.
"Sektor Perikanan Budidaya masih 10 persen yang baru dimanfaatkan dan belum optimal. Padahal jika kita lihat sektor ini bisa menjadi andalan kita. Memang kita membutuhkan sedikit perhatian guna mengembangkan potensi di sektor tersebut," ujar menteri saat hadir sebagai pembicara dalam Simposium Nasional ke-7 dan The 3rd International Symposium Marine Science and Fisheries yang digelar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin secara virtual, Jumat.
Selama masa pandemi COVID-19, lanjutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya untuk terus mengoptimalkan perlindungan hasil tambak para nelayan agar harga pasar tidak merosot dan merugikan masyarakat nelayan.
"Kami sangat khawatir ketika permasalahan COVID-19 muncul. Sehingga, ada beberapa hal yang kami lakukan seperti terus mencari upaya agar hasil tambak siap dibeli berdasarkan harga pasar," ujar Edhy dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pemateri dari Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat.
Pada kesempata itu dia berharap simposium FIKP Unhas bisa menghasilkan satu rujukan inovasi yang bisa digunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
"Kami siap melakukan kolaborasi dengan Perguruan Tinggi sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan peranan inovasi dan riset. Melalui kegiatan ini, saya harapkan ruang dialog hadir untuk saling bertukar pikiran dan informasi," katanya.
Ketua Panitia Dr Mahatma ST MSc mengatakan, kegiatan simposium nasional dan internasional merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh FIKP Unhas dan untuk tahun ini dilakukan secara virtual sebagai respon terhadap himbauan dari pemerintah guna menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kegiatan diikuti oleh 26 institusi. Untuk kegiatan ini terkumpul 41 judul paper untuk simposium nasional dan 142 paper untuk simposium internasional dengan beberapa topik pembahasan. Kami berharap semoga kegiatan yang dilakukan secara virtual tidak akan mengurangi manfaat kegiatan yang berlangsung dua hari mendatang," katanya.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyatakan, tema yang sangat strategis, harapannya tentu selain sebagai pengembangan akademik juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah terkait guna menghasilkan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bekerja dalam sektor perikanan.
"Sektor Perikanan Budidaya masih 10 persen yang baru dimanfaatkan dan belum optimal. Padahal jika kita lihat sektor ini bisa menjadi andalan kita. Memang kita membutuhkan sedikit perhatian guna mengembangkan potensi di sektor tersebut," ujar menteri saat hadir sebagai pembicara dalam Simposium Nasional ke-7 dan The 3rd International Symposium Marine Science and Fisheries yang digelar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin secara virtual, Jumat.
Selama masa pandemi COVID-19, lanjutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya untuk terus mengoptimalkan perlindungan hasil tambak para nelayan agar harga pasar tidak merosot dan merugikan masyarakat nelayan.
"Kami sangat khawatir ketika permasalahan COVID-19 muncul. Sehingga, ada beberapa hal yang kami lakukan seperti terus mencari upaya agar hasil tambak siap dibeli berdasarkan harga pasar," ujar Edhy dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pemateri dari Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat.
Pada kesempata itu dia berharap simposium FIKP Unhas bisa menghasilkan satu rujukan inovasi yang bisa digunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
"Kami siap melakukan kolaborasi dengan Perguruan Tinggi sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan peranan inovasi dan riset. Melalui kegiatan ini, saya harapkan ruang dialog hadir untuk saling bertukar pikiran dan informasi," katanya.
Ketua Panitia Dr Mahatma ST MSc mengatakan, kegiatan simposium nasional dan internasional merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh FIKP Unhas dan untuk tahun ini dilakukan secara virtual sebagai respon terhadap himbauan dari pemerintah guna menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kegiatan diikuti oleh 26 institusi. Untuk kegiatan ini terkumpul 41 judul paper untuk simposium nasional dan 142 paper untuk simposium internasional dengan beberapa topik pembahasan. Kami berharap semoga kegiatan yang dilakukan secara virtual tidak akan mengurangi manfaat kegiatan yang berlangsung dua hari mendatang," katanya.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyatakan, tema yang sangat strategis, harapannya tentu selain sebagai pengembangan akademik juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah terkait guna menghasilkan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bekerja dalam sektor perikanan.