Empat rumah rusak akibat longsor di Wara Palopo
Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan menyebut empat rumah rusak akibat tanah longsor di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, pada Jumat (26/6).
"Terdapat tiga rumah rusak parah di lokasi dan satu rumah hilang dibawa arus longsoran," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulsel Endro Yudo Walyono di Makassar, Sabtu.
Hingga saat ini, katanya, tidak ada laporan dari tim terpadu terkait dengan korban jiwa dan kehilangan warga setempat akibat bencana alam itu, sedangkan kerugian material masih didata.
"Kejadian longsor ini diduga curah hujan yang cenderung tinggi beberapa hari terakhir. Saat ini tim BPBD yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat sudah dikirim ke sana untuk bergabung dengan tim TNI, Polri, dan Basarnas," ujar dia.
Longsor juga mengakibatkan akses jalan penghubung dua daerah, Kota Palopo- Rantepao, Kabupaten Toraja terputus.
Berdasarkan infomasi yang diterima, rumah yang terbawa longsor tersebut sudah dikosongkan, sebab tanah longsor juga pernah terjadi pada Mei lalu.
Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah mengatakan salah satu penyebab longsor di daerah itu alih fungsi lahan ditambah curah hujan yang tinggi.
Sebelum terjadinya bencana tersebut, kata dia, sudah dilakukan peninjauan, sedangkan warga diimbau waspada longsor susulan.
"Sebenarnya kami sudah tinjau beberapa minggu lalu. Kita sudah lihat dan memang pada saat itu sudah sampaikan ke masyarakat untuk tidak lagi bermukim di sana," katanya.
Mantan Bupati Bantaeng selama dua priode itu, mengemukakan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Makassar, mengingat akses jalan tersebut bagian dari penanganan pusat.
"Kita sudah dikoordinasikan dengan BBPJN VI Makassar untuk penanganannya, karena itu kewenangan pusat. Untungnya, kita sudah buka jalur baru Rantepao-Bua, itu lebih dekat, medannya juga tidak terlalu ekstrem," katanya.
Nurdin berharap, BBJN VI Makassar segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki jalan tersebut.
"Terdapat tiga rumah rusak parah di lokasi dan satu rumah hilang dibawa arus longsoran," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulsel Endro Yudo Walyono di Makassar, Sabtu.
Hingga saat ini, katanya, tidak ada laporan dari tim terpadu terkait dengan korban jiwa dan kehilangan warga setempat akibat bencana alam itu, sedangkan kerugian material masih didata.
"Kejadian longsor ini diduga curah hujan yang cenderung tinggi beberapa hari terakhir. Saat ini tim BPBD yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat sudah dikirim ke sana untuk bergabung dengan tim TNI, Polri, dan Basarnas," ujar dia.
Longsor juga mengakibatkan akses jalan penghubung dua daerah, Kota Palopo- Rantepao, Kabupaten Toraja terputus.
Berdasarkan infomasi yang diterima, rumah yang terbawa longsor tersebut sudah dikosongkan, sebab tanah longsor juga pernah terjadi pada Mei lalu.
Gubernur Sulsel M. Nurdin Abdullah mengatakan salah satu penyebab longsor di daerah itu alih fungsi lahan ditambah curah hujan yang tinggi.
Sebelum terjadinya bencana tersebut, kata dia, sudah dilakukan peninjauan, sedangkan warga diimbau waspada longsor susulan.
"Sebenarnya kami sudah tinjau beberapa minggu lalu. Kita sudah lihat dan memang pada saat itu sudah sampaikan ke masyarakat untuk tidak lagi bermukim di sana," katanya.
Mantan Bupati Bantaeng selama dua priode itu, mengemukakan telah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VI Makassar, mengingat akses jalan tersebut bagian dari penanganan pusat.
"Kita sudah dikoordinasikan dengan BBPJN VI Makassar untuk penanganannya, karena itu kewenangan pusat. Untungnya, kita sudah buka jalur baru Rantepao-Bua, itu lebih dekat, medannya juga tidak terlalu ekstrem," katanya.
Nurdin berharap, BBJN VI Makassar segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki jalan tersebut.