Makassar (ANTARA) - Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulawesi Selatan siap mencairkan anggaran dari Kementerian Kesehatan senilai Rp11,2 miliar untuk tenaga kesehatan (nakes) yang telah melakukan penanganan terhadap pasien COVID-19.
"Baru kemarin rapat untuk menentukan nilainya, dan nilainya itu Rp11,2 miliar insentif tenaga kesehatan dan dianggarkan oleh Dinas Kesehatan," kata Kepala BKAD Sulsel, Muhammad Arsyad di Makassar, Jumat.
"Kita sementara buatkan dulu BAP (Berita Acara Pencairan) dananya, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, tetapi kemungkinan bulan depan sudah cair," sambungnya.
Muhammad Rasyid menyampaikan anggaran belasan miliar itu diperuntukkan bagi tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit provinsi, seperti RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, RSUD Labuang Baji dan RSUD Haji.
"Anggaran ini untuk tiga bulan. Kita mencairkan sesuai pengajuan oleh Dinas Kesehatan, karena memang sudah ada yang dicairkan langsung dari pusat, seperti RSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS Unhas," ujarnya.
Sementara itu , Direktur RSKD Dadi, dr Arman Bausat menyebutkan bahwa pengajuan insentif telah dikirim ke Kemenkes yang jumlah tenaga kesehatannya berbeda-beda setiap bulan. Hal itu karena insentif oleh Kemenkes hanya dikhususkan bagi tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien corona.
"Sementara pasien setiap bulan kan berbeda, yang kondisinya di Sulsel ini makin bertambah setiap bulan. Otomatis penambahan pasien tentu dibarengi dengan penambahan tenaga kesehatan," katanya.
Adapun rincian total tenaga kesehatan yang bertugas melayani pasien COVID-19 di RSKD Dadi setiap bulannya yaitu April 102 orang, Mei 166 orang dan Juni sekitar 180 orang. Dari jumlah itu,14 orang di antaranya adalah dokter spesialis dan 12 orang dokter umum.
Direktur Utama RSUD Sayang Rakyat, dr Siti Haeriah Buhari mengemukakan menyebutkan bahwa insentif tenaga kesehatan beragam dengan masa kerja 22 hari selama sebulan, seperti pada dokter ahli sebanyak Rp15 juta, dokter umum 10 juta dan tenaga kesehatan lainnya Rp7,5 juta.
"Insentif ini diberikan khusus untuk mereka yang kontak dengan COVID-19. Dokter, dokter spesialis, tenaga kesehatan lainnya, kemudian pegawai yang lain, rekam medik di gedung, pemulasaran jenazah," katanya.
RSUD Sayang Rakyat mencatat telah menugaskan 84 orang yang keseluruhan telah merawat pasien corona. Jumlah itu belum termasuk dokter paru sebanyak 10 orang, dokter penyakit dalam dua orang dan dokter anastesi tiga orang.