Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan siap membangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) ataupun sekolah petani dalam upaya mengembalikan kejayaan jeruk keplok Selayar.
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah mengatakan Pemprov juga akan melibatkan para tenaga ahli untuk melakukan pendampingan kepada petani agar hasil panennya bisa sesuai yang diharapkan.
Gubernur mengaku fokus meningkatkan kualitas buah-buahan khususnya jeruk, demikian juga tampilan yang selama ini menjadi keluhan.
"Provinsi punya lahan, di sini akan kita bangun Litbang, kita akan bangun sekolah petani, khusus memberikan skill petani dalam rangka perawatan jeruk, pemupukan dan info teknologi," kata Gubernur dalam keterangannya di Makassar, Kamis.
Setelah melakukan peninjauan, gubernur menemukan permasalahan yang perlu dibenahi. Yang utama hama, air dan bibit.
"Saya ingin betul-betul jeruk Selayar ini mulai dari pengendalian hama, pemupukan sampai rekayasa teknologi kita sangat diperhatikan," ujarnya.
Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, mengakui keunggulan jeruk Selayar ini. Jeruk Selayar sangat identik dengan cita rasa spesifik yaitu manis segar dengan rasa asam di ujungnya, serta aromanya harum. Tekstur dagingnya juga padat dan karakter kulit yang mudah memisah dari bagian dalam jeruk.
Ia ingin kejayaan produksi dan kualitas jeruk ini kembali meningkat. Gubernur menjelaskan, strategi cetak biru atau blue print pertanian jeruk keprok di Selayar pada acara peninjauan lokasi pembibitan jeruk keprok Selayar dan menyerahkan cultivator di Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu.(7/19)
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo, menjelaskan, jeruk keprok Selayar dikenal juga dengan nama Munte Cina merupakan unggulan Kepulauan Selayar yang sudah cukup lama dibudidayakan, yaitu sejak Tahun 1925.
Tanaman jeruk keprok Selayar mengalami kejayaan Tahun 70-an. Saat itu, produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif. Banyak petani di Kepulaun Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun sangat disayangkan, kejayaan jeruk keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi dan produktivitas.
Penyebabnya adalah sistem budidaya tanaman yang masih belum menerapkan tenologi tepat guna (penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan dan
pengendalian). Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun.
Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti diplodia dan phytophthora. Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal.
Populasi tanaman jeruk keprok per Ha sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal per hektare, jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal per hektare.
Berita Terkait
Bulog Sulselbar mulai serap jagung produksi petani
Jumat, 5 April 2024 21:05 Wib
Membangun embung demi pertanian produktif dan kesejahteraan petani
Rabu, 27 Maret 2024 20:10 Wib
Petani jagung di Sulbar mampu penuhi permintaan pakan ternak
Rabu, 20 Maret 2024 20:13 Wib
Bulog Cabang Bone Sulsel mulai beli jagung petani
Minggu, 17 Maret 2024 21:51 Wib
DTPHP Sulbar meningkatkan kemampuan petani kembangkan jagung
Selasa, 12 Maret 2024 1:11 Wib
KPPU Makassar menelusuri harga beras di tingkat petani
Jumat, 23 Februari 2024 20:19 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel ajak petani kembangkan bibit sukun
Senin, 19 Februari 2024 13:09 Wib
Pemprov Sulbar bina petani di Polman kelola pupuk organik
Minggu, 18 Februari 2024 9:15 Wib