Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan masyarakat yang menjadi korban gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Sulawesi Tengah, sudah mulai bisa menempati hunian tetap (Huntap) yang telah dibangun.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono dalam rilis di Jakarta, Selasa, menyatakan, proses penghunian Huntap tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahapan dan diharapkan masyarakat bisa menempati rumah tersebut dengan aman dan nyaman.
"Kami telah mulai proses penghunian Huntap yang telah selesai dibangun," kata Suko Wiyono.
Suko menjelaskan, untuk proses penghunian tahap pertama pihaknya meminta sebanyak 108 warga terdampak bencana untuk menempati hunian yang dibangun di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga.
Penghunian tahap pertama akan diisi 108 warga terdampak bencana. Dihatapkan hingga akhir Februari 2021 ini seluruh unit Huntap bisa segera dihuni.
Lebih lanjut, Suko menerangkan, Kementerian PUPR membangun sebanyak 230 unit hunian tetap untuk masyarakat yang terdampak bencana alam di Palu. Bangunan Huntap tersebut di atas lahan seluas 36 hektare dan saat ini pihaknya juga tengah melaksanakan proses akhir penyelesaian bangunan.
Selain membangun hunian, imbuhnya, Kementerian PUPR juga melengkapi kompleks perumahan tersebut dengan penerangan jalan dan meteran listrik dengan daya 1.300 watt di setiap unit.
Pihaknya juga telah menyelesaikan sarana dan prasarana penunjang seperti instalasi air bersih, instalasi pembuangan air limbah, ruang terbuka hijau, jalan utama dan jalan lingkungan, termasuk tempat pembuangan sampah terpadu.
Berdasarkan data yang ada, imbuhnya, sebanyak 630 unit Huntap telah selesai dibangun Kementerian PUPR selama tahun 2020 melalui bantuan loan dari National Slum Upgrading Program - Contingency Emergency Response Component (NSUP-CERC) sebesar Rp 44,5 Milyar.
Pembangunan Hunian Tetap Tahap 1A ini berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu sebanyak 230 unit dan di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kota Palu sebanyak 400 unit.
“Adapun calon penghuni huntap untuk Tahap 1A yang telah terbangun adalah untuk relokasi warga yang terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah sesuai dengan SK Data Warga Terdampak Bencana (WTB)," katanya.
Sesuai dengan pembagian peran dalam proses pembangunan, Penyediaan Hunian Tetap 1A sebanyak 630 unit rumah disediakan oleh Direktorat Rumah Khusus, Direktorat Jenderal Perumahan.
Sementara untuk Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), pekerjaan air minum, sanitasi, jalan lingkungan dan prasarana lainnya dikerjakan oleh Ditjen Cipta Karya, serta untuk jaringan listrik disediakan oleh pihak PLN.
Berita Terkait
Gubernur Sulbar serahkan 24 rumah bagi korban gempa di Majene
Selasa, 19 Desember 2023 21:10 Wib
BP2P Sulawesi I selesaikan huntap korban abrasi Pantai Amurang Minahasa Selatan
Minggu, 17 September 2023 19:25 Wib
Ma'ruf Amin: Masalah lahan terkait huntap agar diselesaikan
Jumat, 7 Januari 2022 4:41 Wib
Bank Sulselbar serahkan empat huntap dukung pemulihan ekonomi di Makassar
Senin, 27 September 2021 21:36 Wib
Legislator Sulteng minta segera bebaskan lahan untuk huntap Petobo
Rabu, 4 Agustus 2021 0:08 Wib
Huntap untuk penyintas banjir Luwu Utara ditargetkan rampung November 2021
Jumat, 9 Juli 2021 15:28 Wib
Pemprov Sulbar bangun 150 huntap bagi penyintas gempa di Majene
Rabu, 19 Mei 2021 15:52 Wib
Pemprov Sulsel bangun 50 huntap untuk keluarga Polda Sulbar korban gempa
Jumat, 12 Februari 2021 17:39 Wib