Washington (ANTARA) - Amerika Serikat "sangat prihatin" oleh laporan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah menembaki pengunjuk rasa dan terus menahan dan melecehkan demonstran dan lainnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dalam cuitan pada Sabtu.
"Kami mendukung rakyat Burma," cuit Price. Myanmar juga dikenal sebagai Burma.
Dua orang tewas di kota kedua Myanmar Mandalay pada Sabtu ketika polisi dan tentara menembak untuk membubarkan protes terhadap kudeta militer 1 Februari, hari paling berdarah dalam lebih dari dua minggu demonstrasi, kata pekerja darurat.
Pengambilalihan kekuasaan sipil oleh militer itu dikecam para pemimpin politik dunia, termasuk Paus Fransiskus dan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
Presiden AS Joe Biden menanggapi kudeta itu dengan mengatakan, tak diragukan lagi bahwa dalam demokrasi kekuatan militer tidak dapat membatalkan pemilihan umum.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
BUBARKAN PENGUNJUKRASA
Senin, 6 April 2015 21:35 Wib
AMANKAN PENGUNJUKRASA
Selasa, 27 Maret 2012 20:09 Wib
Enam Pengunjuk Rasa Sudah Dilepas
Selasa, 23 Maret 2010 15:27 Wib
Pengunjukrasa Nyaris Bakar Randis di Makassar
Kamis, 4 Maret 2010 12:47 Wib
Pengunjukrasa Desak Kejati Periksa Bupati Bulukumba
Kamis, 13 Agustus 2009 7:30 Wib
Puluhan Pengunjukrasa Menginap di Kantor BKDD
Selasa, 11 Agustus 2009 13:01 Wib
Pengunjukrasa Tuntut Copot Lurah Mafia Tanah
Selasa, 14 Juli 2009 16:24 Wib
Pengunjukrasa Alfian Mallarangeng Diamankan
Jumat, 3 Juli 2009 12:04 Wib