Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada menempati peringkat keempat universitas terbaik di Asia Tenggara dan peringkat 25 di Asia berdasarkan pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking (WUR) Subject 2021 yang dirilis pada 3 Maret 2021.
"Menempatkan sub-bidang studi geografiUniversitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat pertama di Indonesia sekaligus peringkat keempat terbaik di Asia Tenggara dan peringkat 25 di Asia," kata Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM Prof Indra Wijaya Kusuma melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu.
Pada QS WUR by Subject 2021 ini, UGM masuk ke dalam peringkat 350 besar dunia dalam penilaian untuk tiga bidang studi, yaitu social sciences & management, arts & humanities, dan engineering & technology.
Di antara ketiga bidang studi tersebut, social sciences & management adalah bidang studi yang terbaik di UGM dengan peringkat 261 di dunia, diikuti dengan engineering & technology peringkat 335, dan arts & humanities peringkat 350.
Dari lima bidang studi dan 38 sub-bidang studi di UGM yang menerima penilaian, pada tahun ini business & management studies dan sociology menjadi sub-bidang studi terbaik di Indonesia, accounting & finance dan economics & econometrics peringkat kedua, dan law peringkat ketiga.
Selain itu, QS juga menempatkan UGM pada peringkat kedua di Indonesia untuk sub-bidang studi engineering – chemical, peringkat ketiga untuk computer science & information systems dan engineering – electrical & electronic, serta peringkat ke-4 untuk engineering – mechanical, aeronautical & manufacturing engineering.
Menurut dia, penilaian QS WUR by Subject dilakukan di berbagai negara di seluruh dunia. Partisipasi dari negara-negara yang maju di dunia akademik, penelitian, dan publikasi, seperti Amerika Serikat, China, Perancis, India, dan Inggris, mendominasi.
"Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia pada umumnya, serta UGM pada khususnya, mampu bersaing," kata dia.
Terdapat empat kriteria utama yang mendasari pemeringkatan yang dilakukan oleh QS ini, yaitu reputasi akademik, reputasi lulusan, jumlah sitasi publikasi, dan h-index atau tolok ukur produktivitas dan dampak dari hasil publikasi yang diterbitkan dosen dan peneliti.
Asesmen terhadap reputasi akademik dan reputasi lulusan, kata dia, dilakukan melalui survei kepada mitra-mitra perguruan tinggi, seperti perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan mahasiswa lulusan perguruan tinggi.
Nilai sitasi dan h-index diukur berdasarkan publikasi yang terindeks di pangkalan data scopus. Untuk dapat berpartisipasi dalam pemeringkatan QS perguruan tinggi harus memenuhi paper threshold atau jumlah minimal artikel penelitian yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir, sehingga publikasi menjadi salah satu kriteria yang penting.
"Selain melakukan pemeringkatan per bidang studi, QS juga menerbitkan peringkat perguruan tinggi secara umum setiap tahunnya pada pertengahan tahun," kata Indra.
Berita Terkait
Kampanye hari ke-43 Pilpres 2024, Ganjar ke Cilacap dan Mahfud di Yogyakarta
Selasa, 9 Januari 2024 10:51 Wib
Pemprov perjelas alas hak Asrama Mahasiswa Sulsel di Yogyakarta
Minggu, 7 Januari 2024 5:43 Wib
Liga 2 Indonesia - Semen Padang bermain 1-1 kontra PSIM Yogyakarta
Minggu, 7 Januari 2024 5:27 Wib
KPK menahan mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto
Jumat, 8 Desember 2023 19:31 Wib
Polbangtan Yogyakarta benchmarking di Politeknik ATI Makassar
Selasa, 7 November 2023 16:14 Wib
Unhas terbaik 2 Indonesia's SDGs Action Awards 2023 yang digelar Bappenas RI
Senin, 6 November 2023 17:37 Wib
Sulbar terima penempatan 32 transmigran asal Yogyakarta di UPT Salulisu
Selasa, 31 Oktober 2023 13:55 Wib
BPPTKG : Gunung Merapi meluncurkan guguran lava sejauh 1,8 kilometer
Senin, 9 Oktober 2023 5:46 Wib