Bulog Sulselbar bersama Disperindag Makassar targetkan operasi pasar di 10 titik
Operasi pasar murah ini dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan sekaligus untuk menjaga stabilitas harga-harga yang sudah mulai naik
Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Makassar, Sulsel, menargetkan pelaksanaan operasi pasar di 10 pasar tradisional Kota Makassar.
"Operasi pasar murah ini dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan sekaligus untuk menjaga stabilitas harga-harga yang sudah mulai naik," ujar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bulog Sulselbar Eko Priantono di Makassar, Sulsel, Selasa.
Ia mengatakan tim operasi pasar telah bergerak untuk mengelar pasar murah yang ditargetkan pada 10 pasar tradisional itu. Kendaraan truk khusus pengendalian inflasi milik Disperindag dilibatkan dalam operasi pasar tersebut.
Sementara stok beras medium, sebut Eko, saat ini tersimpan sebanyak 155 ribu ton dan bisa bertahan hingga 24 bulan ke depan, sehingga ketahanan pangan di Sulsel aman.
Selain beras medium dan premium, kata dia, sejumlah komoditas pangan lainnya disediakan seperti cabai rawit seharga Rp70 ribu per kilogram, daging kerbau Rp75 per kilogram, bawang merah dan bawang putih Rp 25 ribu per kilogram serta telur ayam Rp40 ribu per rak.
Bulog pun telah menyasar 15 kelurahan untuk memasarkan produk pangan murah sebagai bagian dari strategi jemput bola di lingkungan masyarakat prasejahtera.
Sementara itu, Kepala Disperindag Makassar Andi Muh Yasir mengatakan upaya Bulog mengantisipasi lonjakan harga itu cukup tepat. Pihaknya berkeyakinan harga pangan menghadapi Ramadhan dan Lebaran bisa terkendali.
Kendati demikian, ia tidak menafikan adanya kenaikan harga jelang Ramadhan, karena menyangkut mekanisme pasar.
Tetapi, kenaikan harga tetap bisa dikendalikan. Satgas pangan kota dan provinsi juga ikut dilibatkan memantau fluktuasi harga pangan.
"Kita target satu minggu menjelang Ramadhan. Tetapi, kita melihat bila memang dibutuhkan, kita lanjut," katanya.
Pihaknya pun tidak segan melakukan penindakan bersama satgas pangan provinsi dan kota, bila ada pelaku usaha melakukan penimbunan.
Direktur Umum PD Pasar Raya Basdir mendukung penuh langkah Perum Bulog dan Disperindag tersebut.
Bahkan, koordinasi bersama satgas pangan terus dilakukan agar inflasi tinggi tidak terjadi memasuki Ramadhan.
"Menjelang bulan Puasa tentu akan banyak spekulan yang memainkan harga dan juga menimbun kebutuhan pokok, sehingga operasi pasar yang dilakukan ini dapat menstabilkan harga, serta menjaga stok pangan masyarakat kita," tambahnya.
"Operasi pasar murah ini dilaksanakan menjelang bulan suci Ramadhan sekaligus untuk menjaga stabilitas harga-harga yang sudah mulai naik," ujar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bulog Sulselbar Eko Priantono di Makassar, Sulsel, Selasa.
Ia mengatakan tim operasi pasar telah bergerak untuk mengelar pasar murah yang ditargetkan pada 10 pasar tradisional itu. Kendaraan truk khusus pengendalian inflasi milik Disperindag dilibatkan dalam operasi pasar tersebut.
Sementara stok beras medium, sebut Eko, saat ini tersimpan sebanyak 155 ribu ton dan bisa bertahan hingga 24 bulan ke depan, sehingga ketahanan pangan di Sulsel aman.
Selain beras medium dan premium, kata dia, sejumlah komoditas pangan lainnya disediakan seperti cabai rawit seharga Rp70 ribu per kilogram, daging kerbau Rp75 per kilogram, bawang merah dan bawang putih Rp 25 ribu per kilogram serta telur ayam Rp40 ribu per rak.
Bulog pun telah menyasar 15 kelurahan untuk memasarkan produk pangan murah sebagai bagian dari strategi jemput bola di lingkungan masyarakat prasejahtera.
Sementara itu, Kepala Disperindag Makassar Andi Muh Yasir mengatakan upaya Bulog mengantisipasi lonjakan harga itu cukup tepat. Pihaknya berkeyakinan harga pangan menghadapi Ramadhan dan Lebaran bisa terkendali.
Kendati demikian, ia tidak menafikan adanya kenaikan harga jelang Ramadhan, karena menyangkut mekanisme pasar.
Tetapi, kenaikan harga tetap bisa dikendalikan. Satgas pangan kota dan provinsi juga ikut dilibatkan memantau fluktuasi harga pangan.
"Kita target satu minggu menjelang Ramadhan. Tetapi, kita melihat bila memang dibutuhkan, kita lanjut," katanya.
Pihaknya pun tidak segan melakukan penindakan bersama satgas pangan provinsi dan kota, bila ada pelaku usaha melakukan penimbunan.
Direktur Umum PD Pasar Raya Basdir mendukung penuh langkah Perum Bulog dan Disperindag tersebut.
Bahkan, koordinasi bersama satgas pangan terus dilakukan agar inflasi tinggi tidak terjadi memasuki Ramadhan.
"Menjelang bulan Puasa tentu akan banyak spekulan yang memainkan harga dan juga menimbun kebutuhan pokok, sehingga operasi pasar yang dilakukan ini dapat menstabilkan harga, serta menjaga stok pangan masyarakat kita," tambahnya.