Dinas Damkar: 18 peristiwa kebakaran di Makassar selama Ramadhan 1442 H
Makassar (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, mencatat sebanyak 18 kali peristiwa kebakaran yang terjadi di awal hingga menjelang akhir Ramadhan 1442 Hijiriah, tahun ini.
"Berdasarkan data, untuk bulan April ada 14 peristiwa, dan di bulan Mei, empat peristiwa kebakaran," sebut Pelaksana tugas Kepala Dinas Damkar Kota Makassar Muhammad Hasanuddin, di Makassar, Selasa.
Dugaan penyebab kebakaran tersebut, kata dia, sejak April (awal) Ramadhan, hingga awal Mei (akhir Ramadhan) akibat korsleting atau arus pendek sebanyak 12 kasus. Rinciannya, 10 kasus pada April, dan dua kasus pada Mei, dan satu kasus akibat kompor, dan tabung gas karena kelalaian warga setempat.
Sedangkan dampak ditimbulkan usai kebakaran pada periode Ramadhan tahun ini (12 April-11 Mei), total rumah yang terbakar sebanyak 58 unit, dengan rincian April tercatat 26 unit rumah dan pada awal Mei sebanyak 32 unit rumah hangus terbakar serta satu bangunan perusahaan.
"Jumlah Kepala Keluarga (KK) terdampak selama priode ini, April sampai awal Mei 2021, sebanyak, 74 KK dengan 285 jumlah jiwa. Kerugian materil diperkirakan mencapai Rp2,310 miliar, " ujarnya menjelaskan.
Sementara kebakaran besar, selama masa Ramadhan, terjadi pada, Minggu (9/5) pukul 00.15 WITA, di Jalan Tinumbu, Lorong 148 dan 149, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar. Dalam peristiwa itu, sebanyak 28 unit rumah petak semi permanen ludes terbakar dan 43 Kepala Keluarga kehilangan tempat tinggal.
Mengenai data kebakaran sepanjang Januari sampai pekan kedua Mei 2021, tercatat ada 51 peristiwa. Dengan rincian Januari, 11 kasus, Februari 10 kasus, Maret 12 kasus, April 14 kasus dan pekan kedua Mei, empat kasus. Penyebab kebakaran masih didominasi arus pendek, atau korsleting sebanyak 33 kasus, human error, kompor empat kasus serta tabung gas tiga kasus.
Dampak kerugian yang ditimbulkan, sepanjang peristiwa kebakaran itu ada 90 unit rumah, industri/ perusahaan empat unit, gudang lima unit, kendaraan dua unit. Korban jiwa satu orang meninggal, dan dua luka-luka.
Jumlah akumulasi korban kebakaran 115 KK, jumlah jiwa 401 orang. Luas area terbakar, 6.604 meter persegi. Untuk kerugian materil secara total diperkirakan mencapai Rp10,155 miliar.
"Kami terus berupaya dan memberikan sosialisasi, imbauan maupun seruan kepada warga agar selalu waspada, dan siaga, akan musibah kebakaran. Selalu memperhatikan kelistrikan rumah, kompor dan tabung gas selalu dicek agar tidak bocor," kata Hasanuddin menyarankan.
"Berdasarkan data, untuk bulan April ada 14 peristiwa, dan di bulan Mei, empat peristiwa kebakaran," sebut Pelaksana tugas Kepala Dinas Damkar Kota Makassar Muhammad Hasanuddin, di Makassar, Selasa.
Dugaan penyebab kebakaran tersebut, kata dia, sejak April (awal) Ramadhan, hingga awal Mei (akhir Ramadhan) akibat korsleting atau arus pendek sebanyak 12 kasus. Rinciannya, 10 kasus pada April, dan dua kasus pada Mei, dan satu kasus akibat kompor, dan tabung gas karena kelalaian warga setempat.
Sedangkan dampak ditimbulkan usai kebakaran pada periode Ramadhan tahun ini (12 April-11 Mei), total rumah yang terbakar sebanyak 58 unit, dengan rincian April tercatat 26 unit rumah dan pada awal Mei sebanyak 32 unit rumah hangus terbakar serta satu bangunan perusahaan.
"Jumlah Kepala Keluarga (KK) terdampak selama priode ini, April sampai awal Mei 2021, sebanyak, 74 KK dengan 285 jumlah jiwa. Kerugian materil diperkirakan mencapai Rp2,310 miliar, " ujarnya menjelaskan.
Sementara kebakaran besar, selama masa Ramadhan, terjadi pada, Minggu (9/5) pukul 00.15 WITA, di Jalan Tinumbu, Lorong 148 dan 149, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar. Dalam peristiwa itu, sebanyak 28 unit rumah petak semi permanen ludes terbakar dan 43 Kepala Keluarga kehilangan tempat tinggal.
Mengenai data kebakaran sepanjang Januari sampai pekan kedua Mei 2021, tercatat ada 51 peristiwa. Dengan rincian Januari, 11 kasus, Februari 10 kasus, Maret 12 kasus, April 14 kasus dan pekan kedua Mei, empat kasus. Penyebab kebakaran masih didominasi arus pendek, atau korsleting sebanyak 33 kasus, human error, kompor empat kasus serta tabung gas tiga kasus.
Dampak kerugian yang ditimbulkan, sepanjang peristiwa kebakaran itu ada 90 unit rumah, industri/ perusahaan empat unit, gudang lima unit, kendaraan dua unit. Korban jiwa satu orang meninggal, dan dua luka-luka.
Jumlah akumulasi korban kebakaran 115 KK, jumlah jiwa 401 orang. Luas area terbakar, 6.604 meter persegi. Untuk kerugian materil secara total diperkirakan mencapai Rp10,155 miliar.
"Kami terus berupaya dan memberikan sosialisasi, imbauan maupun seruan kepada warga agar selalu waspada, dan siaga, akan musibah kebakaran. Selalu memperhatikan kelistrikan rumah, kompor dan tabung gas selalu dicek agar tidak bocor," kata Hasanuddin menyarankan.