Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) pada kelompok transportasi yang berdampak pada laju inflasi di Mei 2021 sebesar 0,34 persen.
Kepala BPS Sulsel Suntono di Makassar, Senin, mengatakan di Sulawesi Selatan lima kota menjadi sampel dari 24 kabupaten untuk mengukur dan mendata tingkat inflasi maupun deflasi provinsi.
"Dari lima kota, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palopo dengan 1,00 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar dengan 0,26 persen," ujarnya.
Dia menjelaskan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok transportasi menyumbang sebesar 1,44 persen.
Di tempat kedua, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,73 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,24 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,21 persen.
Kemudian, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,15 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
"Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu: tarif angkutan udara, tarif jalan tol, tarif angkutan antarkota, kendaraan carter/rental. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu: tarif kendaran roda dua online," katanya.
Suntono menerangkan, besaran andil masing-masing kelompok terhadap perkembangan inflasi gabungan Mei 2021 yaitu: kelompok transportasi sebesar 0,162 persen; kemudian disusul kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,063 persen.
Pada urutan ketiga, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang sebesar 0,044 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,036 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,006 persen.
Pada kelompok kesehatan sebesar 0,001 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,002 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,008 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,016 persen.
"Khusus di kelompok transportasi itu, tercatat dua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi sebesar 0,64 persen; dan subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 5,20 persen," ucap mantan Kepala BPS NTB itu.
Adapun tingkat inflasi tahun kalender Januari-Mei 2021 di Sulawesi Selatan sebesar 1,67 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2021 terhadap Mei 2020) sebesar 1,80 persen.
Berita Terkait
Kemenkumham Sulsel edukasi KI pada siswa SMA lewat RuKI "Goes to School"
Sabtu, 20 April 2024 13:23 Wib
Dinkes ungkap DBD di Sulsel tembus 1.620 kasus
Sabtu, 20 April 2024 7:16 Wib
Kadin Sulsel siap mempromosikan KEK Bira-Takabonerate melalui PSBM XXIV
Jumat, 19 April 2024 19:44 Wib
Penjabat Gubernur Sulsel dianugerahi gelar adat Daeng Mappuji
Jumat, 19 April 2024 17:48 Wib
Kemenkumham Sulsel siap bersinergi dengan Kejati Sulsel
Jumat, 19 April 2024 13:09 Wib
Pj Gubernur: Pemprov Sulsel siap berkolaborasi dengan kejaksaan
Jumat, 19 April 2024 9:36 Wib
Pj Gubernur Sulsel mengapresiasi sinergisitas Basarnas tangani bencana
Jumat, 19 April 2024 7:40 Wib
Gerindra dan Nasdem bahas koalisi Pilkada 2024 di Sulsel
Kamis, 18 April 2024 23:37 Wib