Pertamina imbau konsumen teliti pasang regulator gas demi cegah kebakaran
Makassar (ANTARA) - Manajemen Pertamina Wilayah Sulawesi kembali mengimbau dan mengingatkan masyarakat pengguna Elpiji untuk selalu teliti memasang dan memeriksa regulator di tabung gas guna mencegah terjadinya kebakaran.
"Masyarakat kami himbau untuk mengecek regulator set secara berkala. Bisa jadi klemnya tidak kencang, ada lubang selang yang digigit tikus, ataupun kepala regulator tidak standard SNI," ujar Unit Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Region Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menanggapi peristiwa kebakaran diakibatkan kebocoran gas pada dua Rumah Makan di Makassar dan Kabupaten Gowa, kata dia, tentu tidak lepas dari human error atau tidak telitinya orang saat memasang regulator pada tabung gas.
"Kemungkinan terjadinya kebakaran disinyalir kuat terletak pada regulator set yang tidak standard dan safety yang bersinggungan dengan pemicu sumber api," ujarnya.
Pihaknya membantah bahwa kabar adanya tabung gas meledak atau bocor, yang beredar di kalangan masyarakat, sebab produk tabung LPG dari Pertamina telah melalui proses Quality Control (QC) yang sangat ketat di filling point.
"Tidak ada istilah tabung LPG meledak atau bocor. Tabung LPG yang ada di masyarakat telah melalui proses QC yang sangat ketat dan berlapis. Apabila di filling point tidak lulus QC akan langsung dilakukan proses repairing atau perbaikan tabung," ucapnya menegaskan.
Dari hasil penyelidikan terkini peristiwa kebakaran pada restoran di Makassar dan Gowa, adalah tabung LPG yang digunakan adalah tabung 50 kg.
Laode Syarifuddin menjelaskan, tabung tersebut dilengkapi teknologi Double Spindle Valve System (DSVS) sehingga apabila salah satu safety valve tidak berfungsi, tekanan berlebihan masih dapat diseimbangkan oleh valve lainnya.
Selain itu, tabung LPG tersebut dilengkapi Cap Seal Hologram dan Optical Color Switch untuk menghindari pemalsuan. Untuk itu, pelanggan kembali diimbau untuk selalu mengecek secara berkala regulator set untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan.
Sedangkan untuk progres penggunaan LPG sampai dengan Mei tahun 2021, terjadi kenaikan konsumsi LPG Non PSO se-Sulawesi total sebesar 11 persen dengan peningkatan terbesar pada LPG tabung 5,5 kilogram sebesar 38,5 persen bila dibandingkan tahun 2020.
Sebelumnya, Rumah Makan (RM) Cang Kuning, di Jalan Sultan Hasanuddin Kabupaten Gowa, terbakar pada Senin (31/5) malam. Salah seorang karyawannya bernama Kamaruddin meninggal dunia dan tiga orang lainnya terluka.
Korban saat kejadian sempat mencoba mengamankan tabung gas bersama regulatornya yang bocor itu. Naas korban lalu terjebak di kamar mandi, hingga ikut terbakar karena api mengikuti gas dari tabung tersebut.
Kasus serupa terkait gas, terjadi di Rumah Makan Sosogi di jalan Pengayoman, Kecamatan Panakukang, Makassar, pada Rabu (2/6) sekitar pukul 09.30 WITA. Akibat peristiwa itu, lima orang terluka dan mengalami luka bakar diatas 20 persen.
Lima orang terluka tersebut masing-masing, Ari, Akbar, Ismail, Ikhsan, dan Rikki. Korban kemudian di larikan ke rumah sakit Gerestelina. Diduga kebakaran itu dipicu gas pada regulator gas 50 kilogram di dapur rumah makan Korea itu bocor, sementara kompor lain masih menyala.
"Masyarakat kami himbau untuk mengecek regulator set secara berkala. Bisa jadi klemnya tidak kencang, ada lubang selang yang digigit tikus, ataupun kepala regulator tidak standard SNI," ujar Unit Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Region Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menanggapi peristiwa kebakaran diakibatkan kebocoran gas pada dua Rumah Makan di Makassar dan Kabupaten Gowa, kata dia, tentu tidak lepas dari human error atau tidak telitinya orang saat memasang regulator pada tabung gas.
"Kemungkinan terjadinya kebakaran disinyalir kuat terletak pada regulator set yang tidak standard dan safety yang bersinggungan dengan pemicu sumber api," ujarnya.
Pihaknya membantah bahwa kabar adanya tabung gas meledak atau bocor, yang beredar di kalangan masyarakat, sebab produk tabung LPG dari Pertamina telah melalui proses Quality Control (QC) yang sangat ketat di filling point.
"Tidak ada istilah tabung LPG meledak atau bocor. Tabung LPG yang ada di masyarakat telah melalui proses QC yang sangat ketat dan berlapis. Apabila di filling point tidak lulus QC akan langsung dilakukan proses repairing atau perbaikan tabung," ucapnya menegaskan.
Dari hasil penyelidikan terkini peristiwa kebakaran pada restoran di Makassar dan Gowa, adalah tabung LPG yang digunakan adalah tabung 50 kg.
Laode Syarifuddin menjelaskan, tabung tersebut dilengkapi teknologi Double Spindle Valve System (DSVS) sehingga apabila salah satu safety valve tidak berfungsi, tekanan berlebihan masih dapat diseimbangkan oleh valve lainnya.
Selain itu, tabung LPG tersebut dilengkapi Cap Seal Hologram dan Optical Color Switch untuk menghindari pemalsuan. Untuk itu, pelanggan kembali diimbau untuk selalu mengecek secara berkala regulator set untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan.
Sedangkan untuk progres penggunaan LPG sampai dengan Mei tahun 2021, terjadi kenaikan konsumsi LPG Non PSO se-Sulawesi total sebesar 11 persen dengan peningkatan terbesar pada LPG tabung 5,5 kilogram sebesar 38,5 persen bila dibandingkan tahun 2020.
Sebelumnya, Rumah Makan (RM) Cang Kuning, di Jalan Sultan Hasanuddin Kabupaten Gowa, terbakar pada Senin (31/5) malam. Salah seorang karyawannya bernama Kamaruddin meninggal dunia dan tiga orang lainnya terluka.
Korban saat kejadian sempat mencoba mengamankan tabung gas bersama regulatornya yang bocor itu. Naas korban lalu terjebak di kamar mandi, hingga ikut terbakar karena api mengikuti gas dari tabung tersebut.
Kasus serupa terkait gas, terjadi di Rumah Makan Sosogi di jalan Pengayoman, Kecamatan Panakukang, Makassar, pada Rabu (2/6) sekitar pukul 09.30 WITA. Akibat peristiwa itu, lima orang terluka dan mengalami luka bakar diatas 20 persen.
Lima orang terluka tersebut masing-masing, Ari, Akbar, Ismail, Ikhsan, dan Rikki. Korban kemudian di larikan ke rumah sakit Gerestelina. Diduga kebakaran itu dipicu gas pada regulator gas 50 kilogram di dapur rumah makan Korea itu bocor, sementara kompor lain masih menyala.