Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis kinerja pendapatan premi industri asuransi jiwa mengalami kontraksi 6,1 persen menjadi Rp187,59 triliun pada 2020 dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp199,89 triliun.
Kepala Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional 6 Sulampua Bondan Kusuma pada Diskusi Virtual yang diselenggarakan Forum Jurnalis Ekonomi Sulsel, Kamis, mengemukakan bahwa pemanfaatan produk asuransi jiwa sangat dipengaruhi oleh dampak pandemi. Itu tergambar dari kinerja industri yang terkoreksi pada beberapa indikator.
Tercermin pada tahun lalu, yakni industri asuransi jiwa mencatatkan perlambatan kinerja akibat tekanan ekonomi selama pandemi COVID-19.
Meski demikian, menurut Bondan, perbaikan kinerja akan terjadi pada tahun 2021 ini disertai pemulihan ekonomi serta langkah literasi yang atraktif dilakukan secara bersama.
Adapun, pada awal tahun ini industri asuransi jiwa sudah mulai menggeliat dengan pergerakan kinerja membaik dibandingkan tahun lalu, yakni memperoleh premi Rp14,2 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp11,19 triliun.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa literasi perihal manfaat berasuransi di masa pandemi masih menjadi tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan produk asuransi jiwa oleh konsumen di masa pandemi.
literasi menjadi persoalan klasik yang menjadi tantangan bersama untuk lebih meningkatkan inkluas asuransi pada saat ini.
Padahal, lanjut dia, asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan dan proteksi finansial bagi pemegang polis, terkhusus bagi keluarga nasabah itu sendiri.
"Persoalan literasi ini memang masih menjadi tantangan klasik bagi kita semua, padahal manfaat asuransi ini seyogyanya sebagai proteksi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan daya beli masyarakat," urainya.
Begitupula Chief Communications Officer AXA Mandiri Atria Rai, mengatakan serangkaian edukasi literasi manfaat berasuransi senantiasa dilakukan perusahan secara kontinyu terlebih pada masa pandemi ini.
"Pandemi ini memang sangat mempengaruhi seluruh sektor, termasuk asuransi jiwa. Tetapi kemudian, perubahan yang tercipta dari pandemi ini tentunya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan pemanfaatan produk-produk kami," ujar dia.
Dia menjelaskan AXA Mandiri berfokus pada proteksi jiwa maupun kesehatan bagi nasabah dengan membuat segmentasi nasabah menyesuaikan dengan kondisi perekonomian saat ini.
Akademisi Universitas Negeri Makassar Muhammad Zulfadli memandang perubahan yang terjadi akibat pandemi, banyak mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berasuransi.
"Jadi asuransi bukan hanya sekedar proteksi, tetapi justru telah menjadi sebuah gaya hidup sebetulnya karena pandemi ini. Ke mana-mana, pasti banyak yang butuh proteksi asuransi yang bersifat jangka pendek, ini kemudian saya bilang sudah semacam gaya hidup," urainya.
Selain itu, paparnya, prospek asuransi jiwa di masa pemulihan ini bakal menjadi momentum rebound bagi industri, namun tetap harus disertai dengan langkah-langkah edukasi bagi calon pemegang polis.
Berita Terkait
Erick Thohir menjajaki pengembangan bisnis gedung BUMN di sekitar Monas
Sabtu, 20 April 2024 17:33 Wib
Kemendag mendorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia
Sabtu, 20 April 2024 11:39 Wib
Erupsi Gunung Ruang, 14 penerbangan di Bandara Hasanuddin Makassar dibatalkan
Sabtu, 20 April 2024 7:06 Wib
Kadin Sulsel siap mempromosikan KEK Bira-Takabonerate melalui PSBM XXIV
Jumat, 19 April 2024 19:44 Wib
Erick Thohir meminta BUMN bijaksana beli dolar sesuai prioritas
Jumat, 19 April 2024 17:59 Wib
Staf khusus III Menteri BUMN: Erick Thohir tidak perintahkan borong dolar
Jumat, 19 April 2024 15:16 Wib
Menhub sebut pergerakan arus mudik-balik Lebaran 2024 capai 242 juta orang
Jumat, 19 April 2024 13:26 Wib
Analis: Konflik Iran-Israel menyebabkan penurunan di pasar ekuitas
Jumat, 19 April 2024 12:01 Wib