Gubernur Sulbar dorong peningkatkan ekspor meski masih pandemi COVID-19
Mamuju (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar mendorong peningkatkan ekspor produk daerah pascagempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang melanda wilayah itu, meski masih di masa pandemi COVID-19.
"Saya berharap para 'stakeholder' termasuk pelaku usaha, bahu-membahu dalam upaya meningkatkan produk ekspor daerah," kata Ali Baal Masdar, pada Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Ekspor Daerah Masa Pandemi COVID-19 dan Pascagempa 6,2 Magnitudo, di Mamuju, Selasa.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Sulbar.
Gubernur menyampaikan bahwa untuk memudahkan para pelaku usaha dalam pengurusan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dikeluarkan Bea Cukai, Pemprov Sulbar telah bermohon kepada Kementerian Keuangan agar segera menempatkan Kantor Wilayah Bea dan Cukai di daerah itu.
"Saya telah memerintahkan penyiapan tanah lokasi Kantor Bea dan Cukai Sulbar. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, demi kesejahteraan masyarakat Sulbar untuk mewujudkan provinsi maju dan Malaqbi," ujar Ali Baal Masdar.
Gubernur juga meminta agar seluruh pihak dan elemen masyarakat, memiliki semangat dan kebanggaan pada daerah sendiri.
"Mari kita terus memberi dukungan dan mendorong para pelaku usaha berkembang, makin maju dan selalu menjaga kualitas produknya, selanjutnya diekspor menggunakan branding Sulbar," ujar Ali Baal Masdar.
Gubernur menyampaikan, beberapa jenis komoditi di Sulbar yang sudah menembus pasar ekspor, seperti kakao, kelapa sawit, rotan, briket batok kelapa, cangkang sawit, ikan tuna dan rumput laut.
"Aneka jenis komoditi tersebut, mempunyai potensi pasar negara tujuan ekspor, seperti Jepang, Filipina, India, Pakistan dan Timur Tengah," terang Ali Baal Masdar.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan apresiasi pada pelaksanaan FGD tersebut dan berharap kegiatan itu dapat benar-benar menjadi ruang tukar-menukar fikiran dan pandangan para peserta, melalui diskusi terarah tentang potensi dan prospek sektor perdagangan serta UKM di Sulbar dalam rangka pengembangan komoditi ekspor.
"Selain itu, juga diharapkan dapat menjadi forum pengayaan informasi bagi peserta dalam mengenal potensi ekspor, baik regional dan nasional, sehingga lebih memperjelas gambaran tentang potensi komoditi unggulan di Sulbar yang dapat membantu para pelaku usaha," kata Ali Baal Masdar.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Sulbar Amir Maricar menyampaikan, FGD tersebut merupakan tindaklanjut dari dari FGD yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada 18 Maret 2021 di rumah jabatan Gubernur Sulbar.
Ia menyampaikan bahwa pada awal-awal munculnya pandemi COVID-19, mempengaruhi kinerja perdagangan di hampir seluruh dunia, ditambah lagi, bagi Sulbar yang telah dilanda bencana gempa bumi 6,2 magnitudo.
"Pascagempa tersebut, kami sebagai penerbit SKA/COO aksesnya tertutup selama dua bulan dan kembali terbuka melayani pada April 2021. Hal tersebut tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk mendorong kinerja ekspor di Sulbar," terang Amir Maricar.
Ia menyampaikan, nilai ekspor Sulbar mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang hanya dikisaran 0,1 sampai 2 persen.
"Saya berharap para 'stakeholder' termasuk pelaku usaha, bahu-membahu dalam upaya meningkatkan produk ekspor daerah," kata Ali Baal Masdar, pada Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Ekspor Daerah Masa Pandemi COVID-19 dan Pascagempa 6,2 Magnitudo, di Mamuju, Selasa.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Sulbar.
Gubernur menyampaikan bahwa untuk memudahkan para pelaku usaha dalam pengurusan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dikeluarkan Bea Cukai, Pemprov Sulbar telah bermohon kepada Kementerian Keuangan agar segera menempatkan Kantor Wilayah Bea dan Cukai di daerah itu.
"Saya telah memerintahkan penyiapan tanah lokasi Kantor Bea dan Cukai Sulbar. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, demi kesejahteraan masyarakat Sulbar untuk mewujudkan provinsi maju dan Malaqbi," ujar Ali Baal Masdar.
Gubernur juga meminta agar seluruh pihak dan elemen masyarakat, memiliki semangat dan kebanggaan pada daerah sendiri.
"Mari kita terus memberi dukungan dan mendorong para pelaku usaha berkembang, makin maju dan selalu menjaga kualitas produknya, selanjutnya diekspor menggunakan branding Sulbar," ujar Ali Baal Masdar.
Gubernur menyampaikan, beberapa jenis komoditi di Sulbar yang sudah menembus pasar ekspor, seperti kakao, kelapa sawit, rotan, briket batok kelapa, cangkang sawit, ikan tuna dan rumput laut.
"Aneka jenis komoditi tersebut, mempunyai potensi pasar negara tujuan ekspor, seperti Jepang, Filipina, India, Pakistan dan Timur Tengah," terang Ali Baal Masdar.
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyampaikan apresiasi pada pelaksanaan FGD tersebut dan berharap kegiatan itu dapat benar-benar menjadi ruang tukar-menukar fikiran dan pandangan para peserta, melalui diskusi terarah tentang potensi dan prospek sektor perdagangan serta UKM di Sulbar dalam rangka pengembangan komoditi ekspor.
"Selain itu, juga diharapkan dapat menjadi forum pengayaan informasi bagi peserta dalam mengenal potensi ekspor, baik regional dan nasional, sehingga lebih memperjelas gambaran tentang potensi komoditi unggulan di Sulbar yang dapat membantu para pelaku usaha," kata Ali Baal Masdar.
Sementara, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Sulbar Amir Maricar menyampaikan, FGD tersebut merupakan tindaklanjut dari dari FGD yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada 18 Maret 2021 di rumah jabatan Gubernur Sulbar.
Ia menyampaikan bahwa pada awal-awal munculnya pandemi COVID-19, mempengaruhi kinerja perdagangan di hampir seluruh dunia, ditambah lagi, bagi Sulbar yang telah dilanda bencana gempa bumi 6,2 magnitudo.
"Pascagempa tersebut, kami sebagai penerbit SKA/COO aksesnya tertutup selama dua bulan dan kembali terbuka melayani pada April 2021. Hal tersebut tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk mendorong kinerja ekspor di Sulbar," terang Amir Maricar.
Ia menyampaikan, nilai ekspor Sulbar mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang hanya dikisaran 0,1 sampai 2 persen.