Wagub Sulbar minta masyarakat tak percaya hoaks dampak vaksin COVID-19
Mamuju (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Barat Enny Anggraeni Anwar meminta masyarakat di daerah itu agar tidak mudah percaya hoaks atau informasi bohong tentang dampak negatif yang dapat ditimbulkan setelah vaksinasi COVID-19.
"Saya minta masyarakat jangan takut divaksin COVID-19 sebab vaksinasi itu untuk menambah imun tubuh," kata Enny Anggraeni Anwar, saat menyerahkan bantuan nontunai (BNT) kepada 700 Kepala Keluarga (KK) terdampak gempa bumi di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Kamis.
"Ada hoaks yang beredar di masyarakat yang menyebut kalau habis divaksin atau PCR dan tes antigen bisa meninggal. Saya tegaskan itu tidak benar. Contohnya adalah saya, sudah pernah terpapar COVID-19, dan sudah menjalani vaksinasi dua kali, padahal usia saya sudah di atas 60 tahun. Tetapi kondisi saya tetap sehat, bahkan jauh lebih sehat," tambahnya.
Walaupun Kabupaten Majene sudah 'zero' atau tidak ada kasus COVID-19 namun Enny Anggraeni Anwar yang juga menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulbar mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Jangan lengah dan jangan menganggap sepela, karena COVID-19 tidak terlihat. Kita harus tetap waspada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," tegas Enny Anggraeni Anwar.
Ia juga meminta pemerintah daerah terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan mensosialisasikan secara massif pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
"Saya minta para pejabat agar terus mensosialisasikan ke masyarakat agar mau divaksin sebagai upaya mencegah informasi negatif terkait vaksinasi COVID-19 tersebut," ujar Enny Anggraeni Anwar.
Terkait penyerahan bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa di Kabupaten Majene, Wagub mengingatkan agar bantuan tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk membangkitkan semangat pasagempa bumi mengguncang daerah itu.
"Saya meminta agar bantuan nontunai itu dipakai untuk keperluan perbaikan rumah, membuat usaha atau bisa digunakan untuk pendidikan anak-anak," ujar Enny Anggraeni Anwar.
Bantuan nontunai kepada 770 KK terdampak gempa di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene tersebut terdiri, dari 178 KK diberikan kepada warga Desa Lombang Timur dan 522 KK diberikan kepada warga Kelurahan Malunda.
"Meskipun bantuan yang diberikan tidak terlalu besar, namun diharapkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat. Bantuan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian PMI kepada warga yang tertimpa musibah," tutur Enny Anggraeni Anwar.
Sebelumnya, Ketua PMI Sulbar menyerahkan bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa di Desa Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju.
Kriteri bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa dari PMI tersebut, yakni warga yang rumahnya menjadi korban gempa, baik rusak berat, sedang hingga ringan, belum menerima bantuan sejenis dari NGO lain, bukan ASN atau anggota TNI dan Polri serta pensiunan.
Kriteria lainnya, adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga rentan (penyandang disabilitas, lanjut usia, wanita hamil atau menyusui dan balita, kepala keluarga perempuan serta anak tanpa pendampingan.
"Saya minta masyarakat jangan takut divaksin COVID-19 sebab vaksinasi itu untuk menambah imun tubuh," kata Enny Anggraeni Anwar, saat menyerahkan bantuan nontunai (BNT) kepada 700 Kepala Keluarga (KK) terdampak gempa bumi di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Kamis.
"Ada hoaks yang beredar di masyarakat yang menyebut kalau habis divaksin atau PCR dan tes antigen bisa meninggal. Saya tegaskan itu tidak benar. Contohnya adalah saya, sudah pernah terpapar COVID-19, dan sudah menjalani vaksinasi dua kali, padahal usia saya sudah di atas 60 tahun. Tetapi kondisi saya tetap sehat, bahkan jauh lebih sehat," tambahnya.
Walaupun Kabupaten Majene sudah 'zero' atau tidak ada kasus COVID-19 namun Enny Anggraeni Anwar yang juga menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulbar mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
"Jangan lengah dan jangan menganggap sepela, karena COVID-19 tidak terlihat. Kita harus tetap waspada dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," tegas Enny Anggraeni Anwar.
Ia juga meminta pemerintah daerah terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan mensosialisasikan secara massif pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
"Saya minta para pejabat agar terus mensosialisasikan ke masyarakat agar mau divaksin sebagai upaya mencegah informasi negatif terkait vaksinasi COVID-19 tersebut," ujar Enny Anggraeni Anwar.
Terkait penyerahan bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa di Kabupaten Majene, Wagub mengingatkan agar bantuan tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk membangkitkan semangat pasagempa bumi mengguncang daerah itu.
"Saya meminta agar bantuan nontunai itu dipakai untuk keperluan perbaikan rumah, membuat usaha atau bisa digunakan untuk pendidikan anak-anak," ujar Enny Anggraeni Anwar.
Bantuan nontunai kepada 770 KK terdampak gempa di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene tersebut terdiri, dari 178 KK diberikan kepada warga Desa Lombang Timur dan 522 KK diberikan kepada warga Kelurahan Malunda.
"Meskipun bantuan yang diberikan tidak terlalu besar, namun diharapkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat. Bantuan tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian PMI kepada warga yang tertimpa musibah," tutur Enny Anggraeni Anwar.
Sebelumnya, Ketua PMI Sulbar menyerahkan bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa di Desa Kasambang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju.
Kriteri bantuan nontunai kepada warga terdampak gempa dari PMI tersebut, yakni warga yang rumahnya menjadi korban gempa, baik rusak berat, sedang hingga ringan, belum menerima bantuan sejenis dari NGO lain, bukan ASN atau anggota TNI dan Polri serta pensiunan.
Kriteria lainnya, adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga rentan (penyandang disabilitas, lanjut usia, wanita hamil atau menyusui dan balita, kepala keluarga perempuan serta anak tanpa pendampingan.