Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Kimia Farma Verdi Budidarmo mengemukakan obat terapi bagi pasien COVID-19 jenis Remdesivir ditargetkan beredar di pasaran mulai September 2021.
"Tantangan Remdesivir injeksi ke depan adalah hak patennya masih dimiliki perusahaan farmasi di Amerika Serikat," katanya, saat menyampaikan pemaparan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Rabu.
Verdi mengatakan percepatan pengadaan Remdesivir dalam bentuk jadi di Indonesia melalui impor dari India masih terkendala dengan situasi karantina wilayah di negara produsen.
Dari tujuh perusahaan farmasi di Indonesia, katanya, saat ini seluruhnya masih mengandalkan importasi produk obat terapi COVID-19 dari India.
Upaya memproduksi Remdesivir di dalam negeri dimulai perusahaan farmasi nasional dengan berkoordinasi bersama Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) melalui Dirjen Kekayaan Intelektual, kata Verdi.
Verdi berharap pemenuhan produk Remdesivir injeksi untuk kebutuhan di dalam negeri bisa diluncurkan mulai September 2021.
"Kami harapkan bisa launching pada September 2021. Kalau sekarang belum ada," katanya.
Berita Terkait
BBPOM -Pemkot Makassar intensifkan pengawasan obat dan makanan selama Ramadhan
Senin, 18 Maret 2024 22:17 Wib
Menperin: Nilai ekspor obat-obatan Indonesia pada 2023 naik 8,78 persen
Selasa, 6 Februari 2024 15:00 Wib
Telkom permudah BPOM awasi obat dan makanan melalui sosmed
Kamis, 11 Januari 2024 4:45 Wib
Polisi temukan narkoba dan obat hexymer di apartemen artis Ammar Zoni
Rabu, 13 Desember 2023 19:31 Wib
Bantuan obat dan perlengkapan medis dari Indonesia diterima warga Palestina
Rabu, 22 November 2023 6:55 Wib
Pakar farmasi : Obat boleh dipindahkan ke wadah lain tapi ada syaratnya
Selasa, 21 November 2023 12:28 Wib
TP PKK Sulbar dorong penguatan keluarga mewujudkan pelopor antinarkoba
Selasa, 14 November 2023 14:29 Wib
Indonesia mengrim penjernih air hingga obat untuk rakyat Palestina di Gaza
Sabtu, 4 November 2023 11:27 Wib