APRDI : Teknologi finansial dorong pertumbuhan investor pasar modal
Makassar (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI), Prihatmo Hari mengatakan, teknologi finansial berperan penting mendorong pertumbuhan investor pasar modal di Indonesia.
Hal itu dikemukakan Prihatmo pada webinar literasi keuangan Indonesia yang digelar OJK Bersama BI, Kemenkeu dan LPS yang diikuti perwakilan Kpw BI Sulsel, Kamis.
Pada webinar yang mengusung tema “Yuk Berinvestasi di Pasar Modal”, dia memberikan gambaran pertumbuhan investor yang aktif di pasar modal.
Pada tahun 2013-an, tercatat sekitar 600 ribu investor. Angka tersebut cenderung stagnan, karena pada masa itu proses transaksi relatif rumit dan manual.
Selain itu, fokus distribusi retail melalui bank dan dana promosi industri terbatas.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan juga teknologi finansial, dilakukan sejumlah terobosan distribusi dan pembayaran seperti transaksi melalui website dan aplikasi.
Termasuk sudah diperkenalkan konsep "agen penjual" vs "gerai" dan kemudahan cara bayar secara elektronik.
Kondisi ini pula, lanjut Prihatmo, mendorong "market place" dengan basis investor yang sangat besar, juga bertindak sebagai gerai (agregator).
Sementara dari perbandingan demografi investor, dia mengatakan, pertumbuhannya kini sudah sangat pesat dibandingkan pada 2013 yang baru tercatat sekitar 600 ribu investor.
Kini, investor pasar modal tercatat 5,4 juta. Dari jumlah tersebut investor Reksa Dana 4,6 juta dan investor lainnya 0,8 juta.
Sementara dari investor Reksa Dana yang tercatat 4,6 juta terdapat investor institusi 0,1 juta dan investor perorangan sebanyak 4,5 juta.
Pada kegiatan seri webinar ini turut hadir sebagai pemateri Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady, Dirut Indonesia Securities Investor Fund Protection (SIPF) Narotama Aryanto dan Founder dan CEO Emtrade Ellen May.
Hal itu dikemukakan Prihatmo pada webinar literasi keuangan Indonesia yang digelar OJK Bersama BI, Kemenkeu dan LPS yang diikuti perwakilan Kpw BI Sulsel, Kamis.
Pada webinar yang mengusung tema “Yuk Berinvestasi di Pasar Modal”, dia memberikan gambaran pertumbuhan investor yang aktif di pasar modal.
Pada tahun 2013-an, tercatat sekitar 600 ribu investor. Angka tersebut cenderung stagnan, karena pada masa itu proses transaksi relatif rumit dan manual.
Selain itu, fokus distribusi retail melalui bank dan dana promosi industri terbatas.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan juga teknologi finansial, dilakukan sejumlah terobosan distribusi dan pembayaran seperti transaksi melalui website dan aplikasi.
Termasuk sudah diperkenalkan konsep "agen penjual" vs "gerai" dan kemudahan cara bayar secara elektronik.
Kondisi ini pula, lanjut Prihatmo, mendorong "market place" dengan basis investor yang sangat besar, juga bertindak sebagai gerai (agregator).
Sementara dari perbandingan demografi investor, dia mengatakan, pertumbuhannya kini sudah sangat pesat dibandingkan pada 2013 yang baru tercatat sekitar 600 ribu investor.
Kini, investor pasar modal tercatat 5,4 juta. Dari jumlah tersebut investor Reksa Dana 4,6 juta dan investor lainnya 0,8 juta.
Sementara dari investor Reksa Dana yang tercatat 4,6 juta terdapat investor institusi 0,1 juta dan investor perorangan sebanyak 4,5 juta.
Pada kegiatan seri webinar ini turut hadir sebagai pemateri Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing, Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal OJK Luthfy Zain Fuady, Dirut Indonesia Securities Investor Fund Protection (SIPF) Narotama Aryanto dan Founder dan CEO Emtrade Ellen May.