Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mengatakan ketahanan pangan khususnya ketersediaan beras di wilayah Sulselbar bisa bertahan hingga 35 bulan kedepan.
"Stok beras Bulog sampai saat ini sudah mencapai 225 ribu ton. Artinya, bisa bertahan sampai 35 bulan kedepan di wilayah Sulsel dan Sulbar," kata Kepala Kantor Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Eko Prantono, di Gudang Bulog Panaikang, Makassar, Senin.
Ia memastikan, untuk harga beras, sejauh ini relatif stabil dan tidak ada gejolak yang berarti. Sedangkan, untuk serapan beras, pada akhir Agustus 2021, Bulog akan kembali menyerap gabah beras petani.
"Pekan terakhir Agustus ini ada panen untuk kita serap untuk membantu masyarakat petani yang ada di Sulsel," katanya.
Selain menyerap beras petani, Bulog juga memproduksi beras berfortifikasi premium yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral, yakni vitamin A, vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9 (Asam Folat), vitamin B12, Zat Besi (Iron), dan Zink.
Beras produksi andalan Perum Bulog ini juga bisa langsung bisa dimasak dan tanpa harus dicuci seperti beras biasanya.
Sebelumnya, Kanwil Perum Bulog telah menyerap hasil panen gabah beras petani sebanyak diatas 70 persen dari target yang diberikan sebanyak 303 ribu ton (setara beras) pada 2021.
Penyerapan gabah beras petani masih tetap berlangsung hingga akhir tahun 2021. Selain menyerap beras premium, Bulog juga menyerap beras medium untuk keperluan pemenuhan pangan bagi konsumen.
Saat ini, masa panen pertama penyerapan gabah beras di wilayah di Sulsel dan Sulbar sudah selesai, dan akan dilanjutkan pada panen raya kedua pada Agustus hingga akhir September 2021. Bulog Sulselbar bahkan telah mengirim beras kepada daerah di luar Sulsel sesuai permintaan Pemerintah Daerah setempat.