Kapolda Sulsel sebut cakupan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 capai 25,7 persen
Makassar (ANTARA) - Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan, Irjen Pol Merdisyam menyebutkan cakupan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di provinsi itu sejauh ini telah mencapai 27,5 persen.
"Target vaksin yang ada saat ini secara keseluruhan Sulsel memang baru 27,5 persen. Tetapi, kalau dilihat dari jumlah vaksin yang diterima, kita sudah mencapai 88,8 persen," sebut Kapolda saat meninjau vaksinasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere Makassar, Rabu.
Menurut dia, pencapaian vaksinasi ini cukup tinggi, sehingga pihaknya terus mengejar pencepatan vaksinasi bagi masyarakat.
Sedangkan untuk suplai vaksin tersebut, juga diminta untuk didistribusikan segera, agar membantu proses percepatan vaksin kepada masyarakat bisa segera terpenuhi.
Untuk vaksinasi massal ini kata dia, ditargetkan 2.000 orang, sebagai bagian dari bakti sosial Polda Sulsel kerja sama dengan komunitas nelayan tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Makassar serta dirangkaikan hari ulang tahun Akpol angkatan 94, kini berusia 27 tahun.
"Paling penting kita berkeinginan target vaksinasi ini bisa mencapai minimum 80 persen, sehingga terbentuk herd Immunity (kekebalan kelompok)," harapnya.
Perwira tinggi Polri berpangkat dua bintang ini juga menyampaikan, kepada masyarakat yang telah divaksin agar tidak merasa sudah kebal dari serangan virus. Tetap mematuhi protokol kesehatan, wajib penggunaan masker, cuci tangan, menjaga kontak langsung.
"Apapun setelah vaksin masker kita menjadi kebutuhan, tidak boleh dilepas (sedang beraktivitas). Dan jangan percaya hoaks vaksin itu begini, begitu. Vaksin ini halal sudah mendapat predikat dari MUI dan aman sudah mendapat pengakuan dari Balai POM serta sudah digunakan puluhan juta dosis," paparnya.
Kendati adanya informasi bahwa bagi yang telah divaksin bisa juga kena COVID-19, kata Merdisyam membenarkan, hanya saja tidak parah, dan pemulihan sangat cepat.
Namun dari sejumlah kasus, banyak meninggal saat ini adalah 90 persen belum divaksin. Artinya, memang vaksin harus menjadi syarat utama pencegahan pandemi.
Sementara Ketua HNSI Kota Makassar, HM Asryad HB menuturkan, pihaknya berkerja sama dengan Polri bersama-sama untuk menyukseskan program nasional percepatan vaksinasi. Dukungan dari Polda Sulsel sangat membantu dalam hal pemenuhan vaksinasi bagi masyarakat keluarga nelayan.
"Kita prediksi keluarga masyarakat pesisir dan kepulauan itu hanya seribu orang. Itu pun kami sebenarnya was was (tidak terpenuhi). Namun berkat dukungan dari pemerintah utamanya Kecamatan Ujungtanah, bekerja sama lurah, Polri sehingga informasi disampaikan secara luas, akhirnya pendaftar di atas dua ribu orang," paparnya.
Selain itu, antusias masyarakat, tambah dia, sangat besar untuk mendapatkan vaksinasi. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya divaksin untuk meningkatkan ketahanan dan imun tubuh dari serangan virus.
"Target vaksin yang ada saat ini secara keseluruhan Sulsel memang baru 27,5 persen. Tetapi, kalau dilihat dari jumlah vaksin yang diterima, kita sudah mencapai 88,8 persen," sebut Kapolda saat meninjau vaksinasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere Makassar, Rabu.
Menurut dia, pencapaian vaksinasi ini cukup tinggi, sehingga pihaknya terus mengejar pencepatan vaksinasi bagi masyarakat.
Sedangkan untuk suplai vaksin tersebut, juga diminta untuk didistribusikan segera, agar membantu proses percepatan vaksin kepada masyarakat bisa segera terpenuhi.
Untuk vaksinasi massal ini kata dia, ditargetkan 2.000 orang, sebagai bagian dari bakti sosial Polda Sulsel kerja sama dengan komunitas nelayan tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Makassar serta dirangkaikan hari ulang tahun Akpol angkatan 94, kini berusia 27 tahun.
"Paling penting kita berkeinginan target vaksinasi ini bisa mencapai minimum 80 persen, sehingga terbentuk herd Immunity (kekebalan kelompok)," harapnya.
Perwira tinggi Polri berpangkat dua bintang ini juga menyampaikan, kepada masyarakat yang telah divaksin agar tidak merasa sudah kebal dari serangan virus. Tetap mematuhi protokol kesehatan, wajib penggunaan masker, cuci tangan, menjaga kontak langsung.
"Apapun setelah vaksin masker kita menjadi kebutuhan, tidak boleh dilepas (sedang beraktivitas). Dan jangan percaya hoaks vaksin itu begini, begitu. Vaksin ini halal sudah mendapat predikat dari MUI dan aman sudah mendapat pengakuan dari Balai POM serta sudah digunakan puluhan juta dosis," paparnya.
Kendati adanya informasi bahwa bagi yang telah divaksin bisa juga kena COVID-19, kata Merdisyam membenarkan, hanya saja tidak parah, dan pemulihan sangat cepat.
Namun dari sejumlah kasus, banyak meninggal saat ini adalah 90 persen belum divaksin. Artinya, memang vaksin harus menjadi syarat utama pencegahan pandemi.
Sementara Ketua HNSI Kota Makassar, HM Asryad HB menuturkan, pihaknya berkerja sama dengan Polri bersama-sama untuk menyukseskan program nasional percepatan vaksinasi. Dukungan dari Polda Sulsel sangat membantu dalam hal pemenuhan vaksinasi bagi masyarakat keluarga nelayan.
"Kita prediksi keluarga masyarakat pesisir dan kepulauan itu hanya seribu orang. Itu pun kami sebenarnya was was (tidak terpenuhi). Namun berkat dukungan dari pemerintah utamanya Kecamatan Ujungtanah, bekerja sama lurah, Polri sehingga informasi disampaikan secara luas, akhirnya pendaftar di atas dua ribu orang," paparnya.
Selain itu, antusias masyarakat, tambah dia, sangat besar untuk mendapatkan vaksinasi. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya divaksin untuk meningkatkan ketahanan dan imun tubuh dari serangan virus.