Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan akumulasi peristiwa bencana alam dari awal Januari hingga akhir Agustus 2021 mencapai 1.805 kejadian.
"Selama periode ini, bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Muhari merinci peristiwa banjir sebanyak 733 kejadian, cuaca ekstrem 475, tanah longsor 342, karhutla 205, gempa bumi 23, gelombang pasang dan abrasi 22 dan kekeringan sebanyak lima kejadian.
Dampak dari sejumlah bencana tersebut, kata Muhari, mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 508 jiwa, hilang sebanyak 69 jiwa, luka-luka sebanyak 12.881 jiwa dan mengungsi atau menderita sebanyak 5,8 juta jiwa.
Pada bencana nonalam, yakni pandemi COVID-19, kata Muhari, data sejak awal penanganan hingga 31 Agustus 2021 total jumlah kasus konfirmasi positif mencapai 4.089.801 dengan penambahan kasus harian 10.534.
"Total kasus sembuh mencapai 3.760.497 dengan kasus sembuh harian 16.781," katanya.
Selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada periode awal Juli hingga awal September 2021, kata Muhari, persentase kasus positif turun dengan selisih minus 8,18 persen, sedangkan persentase angka kesembuhan naik 7,57 persen.
Muhari mengatakan seiring dengan kenaikan angka kesembuhan, persentase keterpakaian tempat tidur isolasi secara nasional mengalami penurunan dengan selisih hingga minus 52 persen.
"Pemerintah telah menetapkan konsep penanganan COVID-19 menjadi pengendalian, di mana targetnya adalah mengubah pandemi menjadi endemi," katanya.
Ia mengatakan konsep tersebut menerapkan strategi 3M (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan) serta strategi 3T (testing, tracing dan treatment) hingga memperluas jangkauan program vaksinasi sampai target pandemi menjadi endemi tercapai.
"Masyarakat tentu saja diharapkan tetap disiplin 3M dan mau di vaksinasi. Ibarat menggunakan payung saat hujan, payung tentu saja tidak bisa menghentikan hujan, tetapi dia bisa melindungi sebagian badan kita dari terpapar hujan," katanya.
Muhari menambahkan protokol kesehatan dan vaksinasi tidak bisa menjamin bisa mengentaskan pandemi. "Tetapi protokol kesehatan dan vaksinasi bisa melindungi kita dari potensi terpapar dan pemburukan jika terpapar," katanya.
Berita Terkait
TWA Bantimurung ramai dikunjungi saat libur Lebaran
Kamis, 11 April 2024 21:53 Wib
DLH Sulbar tanam 1.836 bibit durian antisipasi bencana alam
Senin, 1 April 2024 2:15 Wib
BPBD Sulbar memperkuat kerja sama pentahelix antisipasi dampak bencana
Jumat, 15 Maret 2024 18:06 Wib
BMKG prakirakan 12 daerah berstatus siaga-waspada cuaca ekstrem
Jumat, 15 Maret 2024 7:18 Wib
BMKG: 27 daerah berstatus waspada dampak hujan di Indonesia
Minggu, 3 Maret 2024 9:49 Wib
PUPR Sulbar siagakan alat berat antisipasi bencana alam saat Pemilu 2024
Selasa, 13 Februari 2024 1:18 Wib
Gakkum KLHK Sulawesi limpahkan berkas perkara perusakan cagar alam Faruhumpenai Lutim
Rabu, 7 Februari 2024 19:54 Wib
BPBD Sulsel imbau waspadai cuaca ekstrem 4 hari ke depan
Kamis, 18 Januari 2024 21:54 Wib