Banjarmasin (ANTARA) - Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kalimantan Selatan sukses mengembangkan padi varietas unggul baru (VUB) di lahan pasang surut di Kabupaten Barito Kuala.
Kepala BPTP Balitbangtan Kalimantan Selatan Dr Muhammad Amin di Banjarmasin Selasa mengatakan, dalam empat bulan terakhir, pihaknya melakukan kegiatan diseminasi dengan metode penyuluhan berupa demplot di lahan petani.
Demplot tersebut, menjadi salah satu percontohan budi daya VUB di lahan pasang surut, dengan dinamika pasang surut yang cukup dinamis.
Upaya pengembangan tersebut dengan menerapakan beberapa teknologi yang diperkenalkan antara lain adalah, pemupukan berimbang spesifik lokasi, penggunaan VUB dan pengendalian hama terpadu yang cenderung mudah diterapkan oleh petani.
Salah satu varietas unggul baru yang diperkenalkan adalah Varietas Baroma yang mempunyai bentuk gabah panjang karena salah satu tetuanya adalah padi Basmati yang berasal dari India.
"Bentuk gabah yang panjang ramping dan rasa yang pera, merupakan kesukaan masyarakat suku Banjar, dan itu dimiliki oleh padi BAROMA," katanya.
Padi Baroma tidak secara khusus diperuntukan pada agroekosistem lahan pasang surut (typeB).
Namun, kata dia, VUB Baroma yang ditanam seluas 3 hektar di lahan pasang surut oleh Kelompok Tani Rukun Tani, di Desa Karang Bunga, Kabupaten Barito Kuala, bisa dipanen dengan rata-rata hasil ubinan di 2 tempat 5,6 kg.
"Berarti rata-rata produktivitasnya dalam 1 ha sawah, bisa menghasilkan 8,9 ton padi GK (Gabah Kering Panen)," katanya.
Berdasarkan deskripsi varietas, umur padi Baroma 113 hari setelah sebar, dengan kadar amilosa 25,5 persen (pera).
Karena gabah isi yang berat, maka apabila tertiup angin sedikit kencang akan menyebabkan tanaman rebah, hal Ini bisa diatasi dengan pemupukan KCl sesuai dosis dan pemupukan Silika.
Muhammad Amin berharap, Varietas Unggul Baroma dari Badan Litbang Pertanian, dapat dikembangkan secara luas khususnya di Kalimantan Selatan.
Selain itu, Kabupaten Barito Kuala bisa menjadi penangkaran benih padi Baroma di Kalimantan Selatan.
"Akhirnya, kegiatan hillirisasi inovasi teknologi padi di lahan rawa pasang oleh BPTP Balitbangtan selama 4 bulan, menuai hasil yang memuaskan," katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir Syamsir Rahman menyambut baik kegiatan ini dan berharap inovasi yang dikembangkan bisa menambah pendapatan petani.
"Semoga akan banyak petani-petani muda tertarik membudidayakan pertanian dengan penerapan teknologi yang terbukti menguntungkan, kalau bisa ke depan Kabupaten Barito Kuala menjadi central pengembangan padi bahkan bisa sampai ekspor ke mancanegara," katanya.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala Ir Murniati menyampaikan rasa suka citanya akan keberhasilan yang dicapai petani.
"Beras Baroma ini sangat cocok untuk masyarakat kalimantan selatan karena produksi tinggi, rasa beras pera dan beraroma wangi dengan bentuk beras panjang ramping seperti beras lokal," katanya.
Dia yakin, beras tersebut, yang sangat diminati masyarakat sehingga harga jual bisa menjadi lebih tinggi.
Para petani sangat berminat untuk mengusahakan padi Baroma untuk pertanaman selanjutnya.
Berita Terkait
Harga emas Antam capai Rp1,249 juta per gram
Jumat, 29 Maret 2024 11:24 Wib
PLN Icon Plus dekatkan layanan internet untuk santri di Kota Makassar
Kamis, 28 Maret 2024 23:21 Wib
Mendag selidiki kembali maraknya perdagangan pakaian bekas impor
Kamis, 28 Maret 2024 12:53 Wib
Pelindo Regional 4 memprediksi puncak arus mudik H-4
Kamis, 28 Maret 2024 2:24 Wib
Telkomsel sediakan jaringan 4G di kapal Pelni mudik Lebaran
Rabu, 27 Maret 2024 22:16 Wib
Bank BTPN resmi mengakuisisi OTO dan SOF
Rabu, 27 Maret 2024 19:27 Wib
Mendag: Pemerintah hadirkan dua regulasi untuk industri pakaian domestik
Rabu, 27 Maret 2024 14:50 Wib
LKBN ANTARA dan Bank Maluku Malut jalin kerja sama layanan data keuangan
Rabu, 27 Maret 2024 14:28 Wib