Washington (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat pada Jumat mengecam rencana Taliban untuk kembali menerapkan hukuman amputasi dan hukuman mati di Afghanistan.
Menanggapi rencana yang diungkapkan pemimpin Taliban Mullah Nooruddin Turabi itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan kepada Kantor Berita Associated Press bahwa hukuman semacam itu "jelas akan melanggar hak asasi manusia".
"Kami berjuang bersama masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban kepada para pelaku ini atas pelanggaran semacam itu," kata Price.
Pemerintah AS menegaskan pengakuan kepada pemerintah Taliban di Afghanistan akan bergantung pada penghormatan HAM.
"Kami sedang mengawasinya secara cermat," kata Price, "dan tidak hanya mendengarkan pengumuman, tetapi mengawasi ketat bagaimana Taliban bertindak."
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Jusuf Kalla: Jangan isolasi Afghanistan dari pergaulan dunia
Jumat, 20 Oktober 2023 10:04 Wib
BMKG : Gempa bermagnitudo 6,2 di Afghanistan dipicu deformasi batuan sesar Herat
Minggu, 8 Oktober 2023 18:40 Wib
Seribu orang tewas dan terluka dalam serangkaian gempa di Afghanistan
Minggu, 8 Oktober 2023 11:29 Wib
PBB: HAM di Afghanistan dalam kondisi "kolaps"
Rabu, 13 September 2023 13:38 Wib
PBB mendesak Taliban hapus dekret penutupan salon kecantikan
Kamis, 6 Juli 2023 10:51 Wib
PBB: Tidak mungkin komunitas internasional mengakui Taliban selama hak perempuan masih dibatasi
Kamis, 22 Juni 2023 19:43 Wib
AS: "Kini ISIS lebih kuat di Afghanistan"
Jumat, 24 Maret 2023 13:31 Wib
PBB menilai penghapusan pendidikan untuk perempuan di Afghanistan diskriminatif
Rabu, 22 Maret 2023 6:05 Wib