Bogota (ANTARA) - Sedikitnya 10 anggota kelompok Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) tewas dalam pengeboman oleh tentara di hutan tenggara Kolombia, menurut pemimpin militer, Senin (27/9).
Kendati FARC telah menandatangani perjanjian damai pada 2016 dan mayoritas anggotanya telah didemobilisasi, namun sejumlah mantan petempur menolak perjanjian tersebut.
Mereka terus memerangi pemerintah yang menuding mereka melakukan penambangan ilegal, produksi narkoba dan kejahatan lainnya.
Pengeboman oleh militer terjadi di sebuah perdesaan di Kota Morichal Nuevo, Provinsi Guainia. Lokasi itu menjadi lahan utama untuk budi daya koka, yakni bahan dasar kokaina.
"Saat ini kami mencatat, sebagian, korban tewas selama operasi militer yaitu sepuluh bandit dari organisasi ini dan penyitaan material penting," kata kepala Angkatan Bersenjata Jenderal Luis Fernando Navarro melalui video.
Sumber keamanan memperkirakan bahwa kelompok pembangkang - yang terkadang bersaing dengan gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan geng-geng kriminal - berjumlah 2.500 anggota.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Iran: Krisis Timur Tengah berakhir jika Israel stop operasi militer di Palestina
Jumat, 19 April 2024 11:50 Wib
Israel akan tanggapi serangan Iran dengan menargetkan instalasi militer
Rabu, 17 April 2024 14:32 Wib
KSAD pastikan upacara militer untuk penghormatan Solihin GP dilaksanakan
Selasa, 5 Maret 2024 14:31 Wib
MIliter Sudan akan segera bebaskan Khartoum dari cengkeraman RSF
Selasa, 5 Maret 2024 13:12 Wib
Prabowo: RSPPN rumah sakit militer terbesar di Indonesia
Senin, 19 Februari 2024 13:21 Wib
Sekjen PBB mengkhawatirkan meluasnya serangan militer Israel ke Rafah
Sabtu, 3 Februari 2024 11:46 Wib
Israel ingin memegang kendali militer di Gaza setelah perang berakhir
Kamis, 1 Februari 2024 10:13 Wib
Militer Israel menyerang RS Al-Amal di Gaza Selatan
Kamis, 1 Februari 2024 9:58 Wib