Perusda Pasangkayu ekspor cangkang sawit 10.000 ton per bulan
Mamuju (ANTARA) - Perusahaan Daerah (Perusda) Kabuaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengekspor cangkang sawit ke Jepang sebanyak 10.000 ton per bulan.
"Ekspor cangkang sawit sebanyak 10.000 ton per bulan ke negara Jepang, melalui kerjasama dengan perusahaan eksportir PT. Farindo Sri Mekar," kata Direktur Perusda Kabupaten Pasangkayu, Andi Tahmid di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan ekspor perdana akan dijalankan pada di pertengahan bulan Oktober 2021 mendatang di pelabuhan Pasangkayu.
Menurut dia, perusda Pasangkayu juga telah membangun nota kesepahaman dan kontrak kerja sama komoditi eksport bahan olahan tandang buah segar (TBS) kelapa sawit dan komoditi perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, dengan konsorsium perusahaan PT Sumbercitra Agrilestari Sentosa (SAS) dan PT Hodo Elnusa Jaya Mineral.
"Perusda Pasangkayu melakukan kerjasama dengan PT SAS dan PT Hodo mengingat perusahaan itu adalah perusahaan konsorsium yang bergerak di bisnis eksport, yang tentunya akan meningkatkan bisnis investasi Kabupaten Pasagkayu," katanya.
Ia mengatakan, kerjasama yang berjalan saat ini adalah kerjasama eksport" Bungkil" atau bahan olahan tandang buah segar (TBS) sawit sebanyak 3.500 Ton per bulan ke negara China dan akan berjalan selama tiga tahun ke depan.
"Seluruhnya terdapat sekitar 10 kerjasama akan dikembangkan perusda Pasangkayu untuk membangun industri hilir dari potensi sumberdaya yang ada agar mampu berdaya saing dengan meningkatkan kualitas ekspor," katanya.
Ia menyampaikan, Perusda Pasangkayu akan membantu Pemerintah di tengah kesulitan ekonomi daerah akibat pandemi COVID-19 dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah.
"Kami memasang target menjadikan Perusda Pasangkayu sebagai institusi di bawah naungan daerah yang mampu menyumbangkan PAD terbesar ke daerah, dengan membangun investasi dan ekspor daerah," katanya.
Ia mengatakan, membangun bisnis Perusda dengan menggandeng investor untuk tertarik masuk ke Pasangkayu dan mengembangkan potensi bisnis, akan menjawab ketidaksediaan finansial akibat tidak adanya penyertaan modal dan mejawab keraguan semua pihak bahwa perusda mampu membangun ekonomi daerah.
"Ekspor cangkang sawit sebanyak 10.000 ton per bulan ke negara Jepang, melalui kerjasama dengan perusahaan eksportir PT. Farindo Sri Mekar," kata Direktur Perusda Kabupaten Pasangkayu, Andi Tahmid di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan ekspor perdana akan dijalankan pada di pertengahan bulan Oktober 2021 mendatang di pelabuhan Pasangkayu.
Menurut dia, perusda Pasangkayu juga telah membangun nota kesepahaman dan kontrak kerja sama komoditi eksport bahan olahan tandang buah segar (TBS) kelapa sawit dan komoditi perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, dengan konsorsium perusahaan PT Sumbercitra Agrilestari Sentosa (SAS) dan PT Hodo Elnusa Jaya Mineral.
"Perusda Pasangkayu melakukan kerjasama dengan PT SAS dan PT Hodo mengingat perusahaan itu adalah perusahaan konsorsium yang bergerak di bisnis eksport, yang tentunya akan meningkatkan bisnis investasi Kabupaten Pasagkayu," katanya.
Ia mengatakan, kerjasama yang berjalan saat ini adalah kerjasama eksport" Bungkil" atau bahan olahan tandang buah segar (TBS) sawit sebanyak 3.500 Ton per bulan ke negara China dan akan berjalan selama tiga tahun ke depan.
"Seluruhnya terdapat sekitar 10 kerjasama akan dikembangkan perusda Pasangkayu untuk membangun industri hilir dari potensi sumberdaya yang ada agar mampu berdaya saing dengan meningkatkan kualitas ekspor," katanya.
Ia menyampaikan, Perusda Pasangkayu akan membantu Pemerintah di tengah kesulitan ekonomi daerah akibat pandemi COVID-19 dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi daerah.
"Kami memasang target menjadikan Perusda Pasangkayu sebagai institusi di bawah naungan daerah yang mampu menyumbangkan PAD terbesar ke daerah, dengan membangun investasi dan ekspor daerah," katanya.
Ia mengatakan, membangun bisnis Perusda dengan menggandeng investor untuk tertarik masuk ke Pasangkayu dan mengembangkan potensi bisnis, akan menjawab ketidaksediaan finansial akibat tidak adanya penyertaan modal dan mejawab keraguan semua pihak bahwa perusda mampu membangun ekonomi daerah.