Makassar (ANTARA) - Rendahnya literasi keuangan terhadap produk dan jasa keuangan turut memicu kasus penipuan investasi bodong di lapangan.
Hal itu dikemukakan Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Patahuddin di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan, banyaknya pengaduan terkait investasi bodong berkedok arisan atau semacamnya, termasuk kasus yang terjadi di Makassar, itu karena masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat.
Sebagai gambaran, tingkat literasi keuangan di Sulsel berdasarkan data 2019, hanya 32,46 persen. Angka tersebut di bawah rata-rata nasional sebesar 38,03 persen.
Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh oknum yang menjadikan hal itu sebagai kesempatan untuk menipu orang-orang yang mudah diiming-imingi berbagai keuntungan.
Hal itu dibenarkan salah seorang warga Makassar yang pernah menjadi korban investasi bodong, Rusmiati.
Menurut pedagang di Pasar Sentral ini, arisan yang dimasukinya menjanjikan keuntungan dua kali lipat jika namanya terpilih naik gilirannya.
Namun ketika anggota arisan sudah membayar, bendahara arisan bodong itu menghilang dan membawa kabur uang arisan.
Berita Terkait
Kemkominfo mendorong pemerataan infrastruktur digital Sulampua
Kamis, 22 Februari 2024 15:12 Wib
OJK Sulselbar menguatkan pengawasan cegah praktik investasi bodong
Kamis, 7 Desember 2023 5:52 Wib
OJK mengapresiasi peran media massa dalam mendorong literasi keuangan
Rabu, 29 November 2023 10:06 Wib
OJK Sulampua dan Pemprov Sulsel dorong implementasi program EKI
Selasa, 28 November 2023 14:18 Wib
OJK Regional 6 Sulampua catat total transaksi FinExpo 2023 capai Rp6,2 miliar
Rabu, 1 November 2023 22:19 Wib
OJK berniat tiru konsep pemberdayaan Pemkot Makassar berbasis lorong
Rabu, 18 Oktober 2023 9:35 Wib
OJK Sulampua sosialisasikan edukasi keuangan di Unismuh Makassar
Selasa, 17 Oktober 2023 0:13 Wib
OJK siapkan ekosistem bisnis guna mendorong program budi daya pisang
Rabu, 11 Oktober 2023 0:52 Wib