Jakarta (ANTARA) - Asisten Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Alkhater mengatakan, sekitar 100 pemain sepak bola Afghanistan dan keluarga mereka, termasuk di antara penumpang yang tiba dari Kabul dalam penerbangan baru-baru ini, dilansir Reuters, Jumat.
Taliban menguasai ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus dan mengumumkan pemerintahan baru bulan lalu, setelah pasukan asing pimpinan AS mundur dan pemerintah yang didukung negara barat itu runtuh.
Media Inggris melaporkan, setidaknya 20 anggota tim putri Afghanistan termasuk di antara mereka yang berada dalam penerbangan itu, dan badan sepak bola dunia FIFA telah bekerja sama dengan pemerintah Qatar untuk mengoordinasikan upaya tersebut.
Reuters telah meminta komentar dari FIFA.
"Penerbangan penumpang kedelapan dari Kabul baru saja tiba di Qatar," tulis Alkhater di Twitter, Kamis.
"Ini adalah penerbangan terbesar sejauh ini dengan 357 penumpang, dan untuk pertama kalinya kami memiliki warga dari Selandia Baru. Juga ada sekitar 100 pemain sepak bola dan keluarga mereka termasuk pemain putri di dalamnya."
FIFA pada Agustus lalu mengatakan, pihaknya telah merundingkan evakuasi pemain sepak bola dan atlet lain yang sangat menantang dari Afghanistan, menyusul pengambilalihan oleh Taliban.
Organisasi balap sepeda dunia (UCI) pada Senin mengatakan, mereka membantu untuk evakuasi 165 pengungsi dari Afghanistan, termasuk pebalap sepeda putri, jurnalis, dan juru kampanye hak asasi manusia.
Australia mengevakuasi lebih dari 50 atlet putri Afghanistan dan tanggungan mereka pada Agustus, sementara beberapa pemain dari tim nasional sepak bola remaja putri Afghanistan mendapat suaka di Portugal bulan lalu.
Berita Terkait
Jusuf Kalla: Jangan isolasi Afghanistan dari pergaulan dunia
Jumat, 20 Oktober 2023 10:04 Wib
BMKG : Gempa bermagnitudo 6,2 di Afghanistan dipicu deformasi batuan sesar Herat
Minggu, 8 Oktober 2023 18:40 Wib
Seribu orang tewas dan terluka dalam serangkaian gempa di Afghanistan
Minggu, 8 Oktober 2023 11:29 Wib
PBB: HAM di Afghanistan dalam kondisi "kolaps"
Rabu, 13 September 2023 13:38 Wib
PBB mendesak Taliban hapus dekret penutupan salon kecantikan
Kamis, 6 Juli 2023 10:51 Wib
PBB: Tidak mungkin komunitas internasional mengakui Taliban selama hak perempuan masih dibatasi
Kamis, 22 Juni 2023 19:43 Wib
AS: "Kini ISIS lebih kuat di Afghanistan"
Jumat, 24 Maret 2023 13:31 Wib
PBB menilai penghapusan pendidikan untuk perempuan di Afghanistan diskriminatif
Rabu, 22 Maret 2023 6:05 Wib