Bak penampungan BBM SPBU di Makassar bocor hingga mencemari lingkungan
Makassar (ANTARA) - Bak penampungan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di jalan Racing Center-Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami kebocoran hingga mencemari lingkungan dan drainase warga setempat.
"Dagangan makanan saya tutup sementara, takut nyalakan kompor nanti takutnya kebakaran. Baunya cukup menyengat karena berasal dari got," kata Syam, warga samping SPBU setempat, Sabtu.
Tumpahan BBM tersebut awalnya dilihat warga telah mencemari drainase, bahkan baunya sangat menyengat sampai ke pemukiman warga sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, anak-anak sempat bermain- main membakar cairan itu di got dengan korek api, lalu langsung terbakar.
Beruntung pihak SPBU mengetahui informasi adanya kebakaran di drainase itu dan langsung memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Kebakaran atau Apar, agar api tidak meluas.
"Saya merasa terganggu, karena kita dirugikan ini tidak buka usaha makanan sudah jadi tapi tidak dijual, kami takut nyalakan kompor," ujarnya.
Secara terpisah, Muhajirin selaku pegawai SPBU tersebut membenarkan ada kebocoran BBM jenis Pertalite dari bak penampungan hingga mencemari drainase warga.
Untuk mengatasi masalah itu, operasional SPBU dihentikan kemudian ditutup sementara untuk perbaikan.
"Kemarin itu ada kejadian terbakar di got sebelah, ternyata memang ada kebocoran dari bak pompa. memang bak pompa ini tidak pernah digunakan. Kita sudah cek ada loses (kebocoran) di situ. Semua juga saluran dialiri Pertalite dicek," katanya.
Muhajir menjelaskan bahwa pompa yang tidak terpakai itu bocor sehingga menetes keluar, begitu pula pipa bagian belakang dari bak aliran juga bocor, hingga meresap ke tanah dan akhirnya keluar ke drainase warga.
"Kita sudah benahi ini, tinggal tunggu izin untuk membuka. Setelah kita tahu, kita stop penjualan Pertalite sejak tadi malam sampai sekarang. Kita awalnya tidak tahu karena itu diluar area SPBU, dan baru tahu ada kebocoran minyak disitu (drainase)," ujarnya.
Untuk kerugian kebocoran diketahui sudah berlangsung selama lima hari, sebut dia, sekitar 400 liter BBM jenis Pertalite terbuang. Mengantisipasi kebakaran susulan, pihaknya telah memberi cairan semical yang bisa mematikan unsur minyaknya agar tidak menimbulkan rangsangan jika terjadi percikan api dan sebagainya.
Menanggapi kejadian itu, Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan dalam keterangannya mengatakan, saat ini sedang dilakukan investigasi lebih lanjut.
"Dagangan makanan saya tutup sementara, takut nyalakan kompor nanti takutnya kebakaran. Baunya cukup menyengat karena berasal dari got," kata Syam, warga samping SPBU setempat, Sabtu.
Tumpahan BBM tersebut awalnya dilihat warga telah mencemari drainase, bahkan baunya sangat menyengat sampai ke pemukiman warga sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, anak-anak sempat bermain- main membakar cairan itu di got dengan korek api, lalu langsung terbakar.
Beruntung pihak SPBU mengetahui informasi adanya kebakaran di drainase itu dan langsung memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Kebakaran atau Apar, agar api tidak meluas.
"Saya merasa terganggu, karena kita dirugikan ini tidak buka usaha makanan sudah jadi tapi tidak dijual, kami takut nyalakan kompor," ujarnya.
Secara terpisah, Muhajirin selaku pegawai SPBU tersebut membenarkan ada kebocoran BBM jenis Pertalite dari bak penampungan hingga mencemari drainase warga.
Untuk mengatasi masalah itu, operasional SPBU dihentikan kemudian ditutup sementara untuk perbaikan.
"Kemarin itu ada kejadian terbakar di got sebelah, ternyata memang ada kebocoran dari bak pompa. memang bak pompa ini tidak pernah digunakan. Kita sudah cek ada loses (kebocoran) di situ. Semua juga saluran dialiri Pertalite dicek," katanya.
Muhajir menjelaskan bahwa pompa yang tidak terpakai itu bocor sehingga menetes keluar, begitu pula pipa bagian belakang dari bak aliran juga bocor, hingga meresap ke tanah dan akhirnya keluar ke drainase warga.
"Kita sudah benahi ini, tinggal tunggu izin untuk membuka. Setelah kita tahu, kita stop penjualan Pertalite sejak tadi malam sampai sekarang. Kita awalnya tidak tahu karena itu diluar area SPBU, dan baru tahu ada kebocoran minyak disitu (drainase)," ujarnya.
Untuk kerugian kebocoran diketahui sudah berlangsung selama lima hari, sebut dia, sekitar 400 liter BBM jenis Pertalite terbuang. Mengantisipasi kebakaran susulan, pihaknya telah memberi cairan semical yang bisa mematikan unsur minyaknya agar tidak menimbulkan rangsangan jika terjadi percikan api dan sebagainya.
Menanggapi kejadian itu, Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan dalam keterangannya mengatakan, saat ini sedang dilakukan investigasi lebih lanjut.