Makassar (ANTARA) - Hasil riset dan kajian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sulawesi Selatan melansir, wilayah Walenrang dan Lamasi (Walmas) di Kabupaten Luwu, Sulsel saat ini mengalami kondisi kerusakan ekologi yang cukup parah.
"Salah satu hal nyata yaitu rusaknya Daerah Aliran Sungai Lamasi (DAS) Lamasi," kata Kepala Departemen Advokasi dan Kajian WALHI Sulsel, Slamet Riadi saat jumpa pers di Makassar, Selasa.
Akibat kondisi itu, lanjut dia, memicu banjir bandang yang terjadi di Walmas di Kabupaten Luwu pada 3 Oktober lalu. Sebelumnya Walmas merupakan wilayah rawan banjir sehingga kerusakan ekologi semakin memperparah wilayah itu jika musim hujan tiba.
Bencana ekologis yang terjadi di Kabupaten Luwu saat itu menimpa 6 Kecamatan dan 14 desa.
Dampak dari bencana ekologis ini mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 771 kk/3.084 terdampak kerugian materil, 5 unit rumah roboh, 771 unit rumah terdampak, 15 hewan ternak hanyut. Kemudian 1.432 Ha lahan terdampak dan 150 meter tanggul yang jebol.
Slamet mengatakan, ada tiga pendekatan dalam melihat bencana Walmas yakni ciri fisik dan bentang alam, kapasitas infiltrasi, dan proteksi serta tata kelola sumber daya alam.
Ciri fisik dan bentang alam Lamasi merupakan wilayah dengan ketinggian 0-25 meter meliputi luas 16, 58 persen 100-500 meter seluas 22, 03 persen. 500-1.000 seluas 18,34 persen dan di atas 1.000 meter seluas 23, 62 persen.
“Bentang alam di wilayah Walmas memiliki kontur bergunung dan berbukit rentan terhadap erosi. Belum lagi jika melihat tingkat kemiringan wilayah di Walmas yang cukup besar masuk kategori miring berbukit dan agak curam,” jelasnya
Ia menjelaskan,jenis tanah di Lamasi yaitu jenis latosol, tanah podsolik dan jenis tanah mediteran. "Jika dikategorikan ke dalam kelas tanah, maka diperoleh data yang menunjukkan kelas tanah di Luwu didominasi oleh lahan kelas VI atau jenis tanah yang rawan longsor," katanya.
Slamet menambahkan, DAS Lamasi berada di tiga wilayah administrasi, yakni Toraja Utara, Kabupaten Luwu, dan Kabupaten Luwu Utara.
Berita Terkait
Peneliti: Permasalahan lingkungan Laut China Selatan berdampak ke Indonesia
Jumat, 15 Maret 2024 18:22 Wib
Kodim Mamuju siapkan 1.000 anakan terumbu karang untuk transplantasi
Senin, 22 Januari 2024 0:28 Wib
Gempa magnitudo 5,4 di Kupang timbulkan kerusakan ringan
Minggu, 12 November 2023 11:28 Wib
BNPB : Gempa Kupang NTT akibatkan 95 bangunan rusak
Jumat, 3 November 2023 7:48 Wib
Gempa bermagnitudo 6,6 menyebabkan kerusakan kantor pemerintah di Kabupaten Kupang
Kamis, 2 November 2023 14:25 Wib
Gempa bermagnitudo 6,6 dilaporkan menyebabkan kerusakan bangunan di Kupang
Kamis, 2 November 2023 10:47 Wib
Telkom mengirim dua kapal pulihkan layanan telekomunikasi di Merauke
Jumat, 29 September 2023 22:55 Wib
Gempa magnitudo 6,6 di Kepulauan Tanimbar tidak timbulkan kerusakan
Sabtu, 23 September 2023 20:25 Wib