Bawaslu Maros bentuk komunitas independen pemantau pemilu 2024
Makassar (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, segera membentuk komunitas independen pemantau pemilu dengan mengarahkan para alumni Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) sebagai garda terdepan membantu pengawasan pada Pemilu 2024 nanti.
"Harapan mencetak alumni SKPP adalah menjadi lokomotif bagi gerakan pengawas partisipatif di Indonesia," ujar Komisioner Bawaslu Kabupaten Maros Muhammad Gazali Hadis melalui siaran persnya diterima, Kamis.
Guna memaksimalkan gerakan pengawas partisipatif, kata dia, alumni SKPP yang sudah menempuh pendidikan, segera membentuk komunitas pemantau tersebut untuk memberi ruang dan fasilitasi ide serta gagasan kepada publik.
Gazali mengatakan perspektif yang ditanamkan kepada peserta SKPP yang mayoritas anak muda itu harus eksis di ruang publik. Mesti peduli terhadap isu-isu demokrasi terutama isu kepemiluan dan memiliki kontribusi nyata dalam merawat demokrasi di negeri ini.
"Diharapkan semangat volunteer yang dibangun dalam forum-forum pembelajaran SKPP tetap terjaga meskipun masa pembelajaran sudah selesai," harapnya saat pertemuan silaturahim bersama alumni SKPP di ruang Media Center kantor Bawaslu setempat.
Baca juga: Kemendagri ingatkan pendaftaran seleksi KPU dan Bawaslu hingga 15 November 2021
Baca juga: Bawaslu : Jual beli data penduduk jadi potensi kecurangan pemilu
Baca juga: Timsel rumuskan 10 karakter anggota KPU dan Bawaslu 2022-2027
Baca juga: Anggota DPR: Timsel calon anggota KPU-Bawaslu harus dorong "reborn" demokrasi Indonesia
Implementasinya bisa ditempuh dengan banyak saluran. Salah satunya dengan menjadi pemantau pemilu atau mendirikan komunitas independen yang peduli dalam pengawasan pemilu partisipatif.
"Tujuannya, agar gerakan anak muda yang telah dididik di SKPP lebih terarah, sistematis,dan memberi corak baru bagi wajah demokrasi di Indonesia," katanya.
Selain itu, pelatihan DKPP fiformat dalam bentuk pendidikan orang dewasa, yang merupakan wujud pembangunan literasi politik menganjurkan anak muda untuk mencintai negara melalui pengawasan pemilu, membangun nasionalisme dengan cara-cara yang kekinian dan inovatif.
Ia menjelaskan, dalam konteks politik demokrasi, generasi muda sebenarnya merupakan aset yang luar biasa, nanun demikian, secara empiris kini generasi muda sering kali lebih memilih untuk abai terhadap isu-isu perpolitikan termasuk isu yang berkaitan dengan kepemiluan.
Padahal, seluruh aspek kehidupan yang melingkupi hidup mereka itu dari segala aspek merupakan produk dari keputusan politik.
"Untuk itulah, kami sangat membutuhkan keterlibatan para alumni SKPP mengisi pos-pos strategis saat tahapan Pemilu dimulai. Hal terpenting saat ini adalah, bagaimana ide dan gagasan para alumni dapat difasilitasi dengan baik," harap Gazali.
"Harapan mencetak alumni SKPP adalah menjadi lokomotif bagi gerakan pengawas partisipatif di Indonesia," ujar Komisioner Bawaslu Kabupaten Maros Muhammad Gazali Hadis melalui siaran persnya diterima, Kamis.
Guna memaksimalkan gerakan pengawas partisipatif, kata dia, alumni SKPP yang sudah menempuh pendidikan, segera membentuk komunitas pemantau tersebut untuk memberi ruang dan fasilitasi ide serta gagasan kepada publik.
Gazali mengatakan perspektif yang ditanamkan kepada peserta SKPP yang mayoritas anak muda itu harus eksis di ruang publik. Mesti peduli terhadap isu-isu demokrasi terutama isu kepemiluan dan memiliki kontribusi nyata dalam merawat demokrasi di negeri ini.
"Diharapkan semangat volunteer yang dibangun dalam forum-forum pembelajaran SKPP tetap terjaga meskipun masa pembelajaran sudah selesai," harapnya saat pertemuan silaturahim bersama alumni SKPP di ruang Media Center kantor Bawaslu setempat.
Baca juga: Kemendagri ingatkan pendaftaran seleksi KPU dan Bawaslu hingga 15 November 2021
Baca juga: Bawaslu : Jual beli data penduduk jadi potensi kecurangan pemilu
Baca juga: Timsel rumuskan 10 karakter anggota KPU dan Bawaslu 2022-2027
Baca juga: Anggota DPR: Timsel calon anggota KPU-Bawaslu harus dorong "reborn" demokrasi Indonesia
Implementasinya bisa ditempuh dengan banyak saluran. Salah satunya dengan menjadi pemantau pemilu atau mendirikan komunitas independen yang peduli dalam pengawasan pemilu partisipatif.
"Tujuannya, agar gerakan anak muda yang telah dididik di SKPP lebih terarah, sistematis,dan memberi corak baru bagi wajah demokrasi di Indonesia," katanya.
Selain itu, pelatihan DKPP fiformat dalam bentuk pendidikan orang dewasa, yang merupakan wujud pembangunan literasi politik menganjurkan anak muda untuk mencintai negara melalui pengawasan pemilu, membangun nasionalisme dengan cara-cara yang kekinian dan inovatif.
Ia menjelaskan, dalam konteks politik demokrasi, generasi muda sebenarnya merupakan aset yang luar biasa, nanun demikian, secara empiris kini generasi muda sering kali lebih memilih untuk abai terhadap isu-isu perpolitikan termasuk isu yang berkaitan dengan kepemiluan.
Padahal, seluruh aspek kehidupan yang melingkupi hidup mereka itu dari segala aspek merupakan produk dari keputusan politik.
"Untuk itulah, kami sangat membutuhkan keterlibatan para alumni SKPP mengisi pos-pos strategis saat tahapan Pemilu dimulai. Hal terpenting saat ini adalah, bagaimana ide dan gagasan para alumni dapat difasilitasi dengan baik," harap Gazali.