Sulbar masuk 10 besar provinsi pengekspor tertinggi di 2021
Mamuju (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Barat masuk 10 besar sebagai provinsi pengekspor tertinggi di 2021, kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Sulbar Khaerudin Anas.
"Pada Gebyar Ekspor ini, Sulbar berada di urutan kesembilan sebagai provinsi tertinggi yang melakukan pelepasan ekspor akhir tahun dengan nilai barang yaitu Rp439 miliar dengan volume 26.900 ton," kata Khaeruddin Anas, saat mengikuti secara virtual Gebyar Ekspor Pertanian yang digelar Kementerian Pertanian, Jumat.
Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi yang volumenya mencapai 1,3 juta ton senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara bertajuk 'Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh' tersebut dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Sulawesi Selatan dan diikuti secara virtual dari 34 provinsi, termasuk Sulbar.
Di Sulbar diikuti secara virtual di Mapolda Sulbar dengan dihadiri Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Sulbar Khaerudin Anas, Wakapolda Brigjen Polisi Umar Faroq serta sejumlah pejabat di daerah itu.
Wakapolda Brigjen Polisi Umar Faroq menyampaikan, Polda Sulbar memberikan dukungan terhadap pembangunan pertanian dengan mengawal keamanan dan memperkuat stok pangan di daerah itu.
"Kami juga memberikan apresiasi terhadap kinerja ekspor di Sulbar yang terus tumbuh dan menjadi salah satu penyangga perekonomian Sulbar di tengah pandemi COVID-19," kata Umar Faroq.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Sulbar Agus Karyono mengatakan capaian ekspor di Sulbar merupakan kontribusi berbagai seluruh stakeholder atau para pemangku kepentingan Karantina Pertanian.
"Berdasarkan data sistem Automasi Badan Karantina Pertanian (IQ-Fast) tahun 202, Sulbar telah melakukan ekspor sebanyak 438 ribu ton dengan nilai barang mencapai Rp5,8 triliun. Capaian yang sangat luar biasa jika dibandingkan pada tahun 2020 hanya 276 ribu ton dengan nilai barang Rp2,2 triliun," tutur Agus Karyono.
Komoditas pertanian yang diekspor, lanjut Agus Karyono, masih didominasi oleh sawit dan turunannya dengan negara tujuan ekspor, yaitu Cina, Jepang, Pakistan, Korea Selatan, Philipina dan Bangladesh.
"Diharapkan, terdapat jenis komoditas unggulan ekspor lain seperti sarang walet, kopi, kakao, kopra, nilam dan getah pinus," ucapnya.
"Kita berharap tahun 2022, Sulbar berada di lima besar. Ada berbagai komoditas pertanian yang potensi ekspor dan hal tersebut mesti kita garap dengan memaksimalkan sinergi berbagai pihak serta memacu kinerja ekspor melalui program Kementerian Pertanian yaitu Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor)," terang Agus Karyono.
"Pada Gebyar Ekspor ini, Sulbar berada di urutan kesembilan sebagai provinsi tertinggi yang melakukan pelepasan ekspor akhir tahun dengan nilai barang yaitu Rp439 miliar dengan volume 26.900 ton," kata Khaeruddin Anas, saat mengikuti secara virtual Gebyar Ekspor Pertanian yang digelar Kementerian Pertanian, Jumat.
Gebyar Ekspor Pertanian dari 34 provinsi yang volumenya mencapai 1,3 juta ton senilai Rp14,4 triliun ke 124 negara bertajuk 'Ekspor Tangguh, Indonesia Tumbuh' tersebut dihadiri langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar Sulawesi Selatan dan diikuti secara virtual dari 34 provinsi, termasuk Sulbar.
Di Sulbar diikuti secara virtual di Mapolda Sulbar dengan dihadiri Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Sulbar Khaerudin Anas, Wakapolda Brigjen Polisi Umar Faroq serta sejumlah pejabat di daerah itu.
Wakapolda Brigjen Polisi Umar Faroq menyampaikan, Polda Sulbar memberikan dukungan terhadap pembangunan pertanian dengan mengawal keamanan dan memperkuat stok pangan di daerah itu.
"Kami juga memberikan apresiasi terhadap kinerja ekspor di Sulbar yang terus tumbuh dan menjadi salah satu penyangga perekonomian Sulbar di tengah pandemi COVID-19," kata Umar Faroq.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Sulbar Agus Karyono mengatakan capaian ekspor di Sulbar merupakan kontribusi berbagai seluruh stakeholder atau para pemangku kepentingan Karantina Pertanian.
"Berdasarkan data sistem Automasi Badan Karantina Pertanian (IQ-Fast) tahun 202, Sulbar telah melakukan ekspor sebanyak 438 ribu ton dengan nilai barang mencapai Rp5,8 triliun. Capaian yang sangat luar biasa jika dibandingkan pada tahun 2020 hanya 276 ribu ton dengan nilai barang Rp2,2 triliun," tutur Agus Karyono.
Komoditas pertanian yang diekspor, lanjut Agus Karyono, masih didominasi oleh sawit dan turunannya dengan negara tujuan ekspor, yaitu Cina, Jepang, Pakistan, Korea Selatan, Philipina dan Bangladesh.
"Diharapkan, terdapat jenis komoditas unggulan ekspor lain seperti sarang walet, kopi, kakao, kopra, nilam dan getah pinus," ucapnya.
"Kita berharap tahun 2022, Sulbar berada di lima besar. Ada berbagai komoditas pertanian yang potensi ekspor dan hal tersebut mesti kita garap dengan memaksimalkan sinergi berbagai pihak serta memacu kinerja ekspor melalui program Kementerian Pertanian yaitu Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor)," terang Agus Karyono.