Ia menyambangi korban yang ditampung di Kantor Kelurahan Sinrijala dan lalu jalan kaki sekitar 300 meter ke lokasi reruntuhan, sekitar pukul 22.30 WITA didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Mappagio dan Kepala Dinas Kesehatan, Rachmat Latief.
"Sa'barki (sabar) nah," kata Syahrul singkat di depan 30 korban kehilangan rumah yang ditampung di Kantor Kelurahan, setelah mendengarkan penjelasan korban tewas dari Dokpol Polda Sulselbar.
Ia lalu memerintahkan kepada seluruh satuan tanggap bencana untuk mengamankan dan menyediakan seluruh kebutuhan dasar korban.
"Makanannya, minumannya, apakah yang sakit sudah ditangani?. Kita pada egenda menangani secara emergensi," ucapnya.
Dari lokasi longsor, Syahrul singgah di rumah nenek salah salah satu korban tewas, Syaipul atau Ipul (9).
Sebelum meninggalkan lokasi penampungan, Syahrul memperhatikan sekeliling ruangan dan melihat beberapa karton berisi air meneral dan mie instan.
Selain merenggut delapan nyawa dan menghancurleburkan sembilan rumah, reruntuhan pagar tembok Villa Mutiara setinggi enam-tujuh meter dan lebar 30 meter, juga melukai 11 orang dan membuat pulahan orang lainnya kehilangan tempat tinggal.