Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mencari alternatif lain dalam mendukung program padat karya yang tak bisa gencar dilakukan saat ini seiring dengan aturan pembatasan sosial sebagai dampak COVID-19.
"Untuk program padat karya permasalahannya karena waktu terjadi COVID-19 varian Delta, program ini tidak mungkin dilanjutkan," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu.
Dengan permasalahan tersebut, anggaran program prioritas dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hanya terserap 89,3 persen dari alokasi Rp117,94 triliun, yakni Rp105,4 triliun.
Realisasi tersebut merupakan yang terendah kedua setelah dukungan UMKM dan korporasi, di antara lima klaster program PEN 2021.
Sri Mulyani menuturkan dalam PEN tahun 2022, program padat karya akan kembali dilakukan dan masuk ke dalam bidang penguatan pemulihan ekonomi dengan alokasi Rp178,3 triliun.
Selain padat karya, program prioritas lainnya yang akan dilanjutkan pada tahun ini adalah program kawasan industri dan dukungan ekonomi kreatif.
Namun, kedua program tersebut juga mengalami beberapa masalah pada tahun 2021, sehingga tidak bisa berjalan penuh dan menyebabkan anggaran yang sudah disediakan dikembalikan lagi.
"Untuk kawasan industri masalahnya ada di pembebasan lahan," ungkap dia.
Dengan demikian, ia pun akan menata ulang kembali program-program tersebut agar serapan anggarannya dalam PEN 2022 tak seperti tahun sebelumnya.
Berita Terkait
Menkeu menegaskan pemblokiran anggaran bukan untuk membiayai bansos
Jumat, 5 April 2024 17:57 Wib
Sri Mulyani pastikan datang ke sidang PHPU Pilpres 2024 di MK setelah terima undangan
Rabu, 3 April 2024 12:10 Wib
Menkeu: Realisasi transfer ke daerah per 15 Maret 2024 capai Rp141,4 triliun
Senin, 25 Maret 2024 17:49 Wib
Menkeu : THR telah tersalurkan sebesar Rp13,4 triliun
Senin, 25 Maret 2024 11:34 Wib
Pengamat: Salaman Sri Mulyani dengan Prabowo tepis isu miring di publik
Selasa, 27 Februari 2024 6:36 Wib
Menkeu melaporkan pelaksanaan APBN 2024 kepada Presiden
Jumat, 2 Februari 2024 16:21 Wib
Sri Mulyani: Kinerja nilai tukar rupiah lebih unggul dari baht dan peso
Selasa, 30 Januari 2024 14:47 Wib
Sri Mulyani: Inflasi pangan bergejolak jadi fokus pemerintah jaga daya beli
Selasa, 30 Januari 2024 14:23 Wib