"Kakao Sulbar harus dikembangkan berwawasan lingkungan, selain itu, kualitas dan mutunya juga harus diperhatikan, agar bisa mendapatkan tempat dipasaran dunia," kata Presiden WCF, Bill Guyton, saat mengunjungi Sulbar, di Mamuju, Kamis.
Rombongan organisasi WCF mengunjungi Sulbar didampingi manajemen PT Nestle, mereka berjumlah 27 orang.
Rombongan tersebut meninjau sejumlah lokasi perkebunan kakao yang dikembangkan petani di Kabupaten Mamuju, diantaranya di Kecamatan Kalukku dan melakukan dialog dengan petani.
WCF meminta kepada petani di Sulbar agar terus memasok kakao dengan baik bagi kebutuhan pasar internasional dengan memperhatikan mutunya.
Sementara itu, manajemen petani PT Nestle sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman dengan menggunakan bahan baku kakao akan memberdayakan petani di Sulbar dengan memberikan mereka pelatihan teknik budidaya kakao.
"Sekitar 6.000 petani di Sulbar akan dilatih PT Nestle secara bertahap hingga tahun 2014 mendatang sehingga petani kakao Sulbar dapat memiliki keahlian mengembangkan tanaman kakao mulai dari budidaya sampai distribusi dan pemasaran hasil," katanya.
Selain itu, lanjutnya, menyediakan kebun percontohan kakao seperti yang sudah dibangun di desa Tadui, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, untuk meningkatkan produksi kakao berkualitas di Mamuju.
Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh menyambut positif kunjungan WCF bersama PT Nestle ke Mamuju, diharapkan akan semakin menjanjikan bagi pengembangan tanaman kakao di Sulbar.
"Kakao merupakan tanaman andalan petani di Sulbar diharapkan akan semakin berkembang dengan investasi Nestle di Sulbar dalam rangka membangun ekonomi disamping memajukan pemasaran kakao Sulbar dipasaran internasional. (T.KR-MFH/F003)