Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Majene Burhan di Majene, Rabu, mengatakan, berbagai upaya Dishutbun Majene untuk pengembangan komoditas kakao telah dilakukan. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk hal tersebut adalah melalui pelatihan dan saat ini telah diilakukan pada setiap kecamatan di daerah itu.
"Upaya pengembangan komoditas kakao menghadapi berbagai kendala, di antaranya adalah rendahnya produktivitas tanaman yang disebabkan umur tanaman yang sudah tua sehingga hasil produksi mudah rusak, penerapan teknik budidaya yang kurang optimal, serta adanya serangan jenis hama dan penyakit yang sulit dikendalikan oleh petani," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi akibat kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani dalam mengembangkan tanaman kakao. Sebagai solusi peningkatan produktivitas tanaman kakao untuk menunjang program Gernas Pro Kakao adalah melibatkan petani kakao yang juga merupakan pelaku utama dalam memeroduksi kakao.
Burhan mengaku, seluruh petani harus diberdayakan melalui pelatihan pengembangan tanaman kakao sesuai kaidah teknis budidaya sehingga beberapa kendala yang selama ini dihadapi bisa diatasi.
"Pemberdayaan petani melalui pelatihan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengembangkan produktivitas tanaman kakao dan berdampak pada pengembangan usaha tani melalui peningkatan pengetahuan, ketermpilan, dan perubahan sikap secara bertahap serta berkelanjutan," jelasnya
Dikatakan, para petani peserta Gernas Pro Kakao akan dilatih dan ditingkatkan pengetahuannya dalam pengembangan produktivitas tanaman serta pengelolaan usaha tani melalui teknis budidaya pasca panen, sehingga secara perlahan akan memberi keuntungan besar bagi petani maupun pemerintah.
Pelatihan itu dilaksanakan di tiga tempat yakni, di Kecamatan Banggae, Banggae Timur dan Pamboang, kemudian di Kecamatan Sendana dan Tammerodo sendana, dan yang terakhir di Kecamatan Tubo Sendana, Ulumanda dan Malunda, katanya. (T.KR-AHN/Z002)