PKK Takalar dan BKKBN Sulsel perkenalkan Dapur Sehat Atasi Stunting
Takalar (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kabupaten Takalar bersama Koordinator Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan memperkenalkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
"Sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam upaya penurunan stunting adalah melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan dari bahan pangan lokal," kata Ketua TP PKK Kabupaten Takalar, Dr Hj Irma Andriani dalam keterangan persnya di Takalar, Rabu.
Dia mengatakan, pemberian makanan dari bahan pangan itu melalui mekanisme pemberdayaan masyarakat guna mendorong kegiatan DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas.
Menurut dia, perkenalan DASHAT ini digelar di Desa Banyuanyara dengan melibatkan masyarakat setempat dan para pihak terkait seperti Perwakilan BKKBN Sulsel, Dinas Dalduk, KB, P3A Kabupaten Takalar, Camat Sanrobone, Kepala Desa Banyuanyara, Tim Pengerak PKK, PKB, Kader dan masyarakat
Desa Banyuanyara.
Pemilihan lokasi ini, karena wilayah ini salah satu lokus Pro PN Stunting yang memiliki 67 Bayi dibawah dua tahun (Baduta) dan Bayi dibawah lima tahun (Balita) yang beresiko stunting.
Berkaitan dengan hal tersebut, Irma mengajak semua ibu-ibu rumah tangga ikut bergabung dalam mengelola DASHAT, karena potensi sumber daya alam di Takalar sebenarnya tidak kurang, namun pemahaman tentang gizi dan kreativitas mengelola makanan yang masih minim.
"Ketidakpahaman tentang gizi dan cara mengolahnya inilah yang menyebabkan ibu-ibu atau anak-anak hanya mengandalkan fast food sebagai makanan utama," ujarnya.
Karena itu, dia berharap agar DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas tidak sekedar seremoni saja, tetapi diwujudkan secara rutin setiap Jumat.
"Sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam upaya penurunan stunting adalah melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan dari bahan pangan lokal," kata Ketua TP PKK Kabupaten Takalar, Dr Hj Irma Andriani dalam keterangan persnya di Takalar, Rabu.
Dia mengatakan, pemberian makanan dari bahan pangan itu melalui mekanisme pemberdayaan masyarakat guna mendorong kegiatan DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas.
Menurut dia, perkenalan DASHAT ini digelar di Desa Banyuanyara dengan melibatkan masyarakat setempat dan para pihak terkait seperti Perwakilan BKKBN Sulsel, Dinas Dalduk, KB, P3A Kabupaten Takalar, Camat Sanrobone, Kepala Desa Banyuanyara, Tim Pengerak PKK, PKB, Kader dan masyarakat
Desa Banyuanyara.
Pemilihan lokasi ini, karena wilayah ini salah satu lokus Pro PN Stunting yang memiliki 67 Bayi dibawah dua tahun (Baduta) dan Bayi dibawah lima tahun (Balita) yang beresiko stunting.
Berkaitan dengan hal tersebut, Irma mengajak semua ibu-ibu rumah tangga ikut bergabung dalam mengelola DASHAT, karena potensi sumber daya alam di Takalar sebenarnya tidak kurang, namun pemahaman tentang gizi dan kreativitas mengelola makanan yang masih minim.
"Ketidakpahaman tentang gizi dan cara mengolahnya inilah yang menyebabkan ibu-ibu atau anak-anak hanya mengandalkan fast food sebagai makanan utama," ujarnya.
Karena itu, dia berharap agar DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas tidak sekedar seremoni saja, tetapi diwujudkan secara rutin setiap Jumat.