Makassar (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan menanam 38 ribu bibit pohon mangrove di Kabupaten Luwu Timur, sebagai upaya menjaga kualitas lingkungan.
Kepala DKP Sulsel Muhammad Ilyas di Makassar, Kamis mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mengembalikan fungsi kawasan mangrove/hutan bakau yang terus berkurang dan bahkan hilang. Penanaman mangrove ini juga untuk merehabilitasi ekosistem pesisir.
"Penanaman mangrove memang menjadi salah satu program untuk rehabilitasi ekosistem pesisir pantai. Mangrove merupakan salah satu ekosistem penting di pesisir, selain terumbu karang dan padang lamun," ujarnya.
Mewakili DKP Sulsel, penanaman itu dilakukan Cabang Dinas Kelautan (CDK) Luwu Raya yang berlangsung di Desa Burau Pantai, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur.
Penanaman pohon bakau ini melibatkan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas Teluk Bone) sebanyak 20 orang dan masyarakat sekitar Desa Burau yang peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove.
Menurut Ilyas, penanaman mangrove ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya untuk mencegah abrasi pantai di laut, penyerapan karbondioksida, menjaga kualitas air dan udara, sebagai habitat ikan dan biota laut lain, pereduksi gelombang di pantai, memberikan dampak ekonomi yang luas dan menjadi sumber pendapatan bagi nelayan.
"Upaya ini, sebagai bentuk pelestarian lingkungan sekitar," ujarnya.
Ilyas menyampaikan bahwa mangrove juga dapat mengurangi pencemaran laut dengan berperan sebagai biofilter untuk mereduksi logam berat dan nutrient dari darat yang akan masuk ke laut.
Fungsi lainnya adalah peningkatan oksigen dan penyerap karbon dari udara dan menyimpannya. Karbon bisa berkurang dengan adanya mangrove. "Artinya bisa merilis oksigen untuk seluruh masyarakat dunia. Ini program global menata bumi menjadi hijau," ucapnya.
Ke depannya, kata dia, dengan menanam mangrove juga menjadi potensi untuk pengolahan sumber makanan olahan, di antaranya potensi buah mangrove sebagai alternatif sumber pangan. Untuk industri, mangrove dapat didorong menjadi pewarna alam dalam industri pakaian.
Kepala Cabang Dinas Kelautan (CDK) Luwu Raya Abdul Khalik mengatakan kegiatan seperti ini merupakan kepedulian Pemerintah Provinsi Sulsel dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove, yakni menjadi lahan mencari sumber daya perikanan yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan keluarga.
"Di samping itu ekosistem mangrove dapat juga menjadi lokasi pemijahan ikan dan organisme perairan yg bernilai ekonomis serta menjadi bentuk perhatian terhadap penjagaan kualitas udara, yakni mencegah terjadinya pemanasan global," ujarnya.
Berita Terkait

Pemkot Makassar minta PDAM Makassar memperluas layanan hingga 85 persen
Selasa, 9 Agustus 2022 13:33 Wib

Kodim Mamuju gelar penyuluhan hukum dalam program TMMD
Selasa, 9 Agustus 2022 11:08 Wib

Ketua DPRD Makassar: Program lorong wisata akan hilangkan kesan kumuh
Senin, 8 Agustus 2022 17:43 Wib

Petani Sinjai akui pendapatan meningkat berkat bohlam PLN
Senin, 8 Agustus 2022 22:21 Wib

Australia bantu rancang konsep pengembangan transportasi Mamminasata
Senin, 8 Agustus 2022 19:29 Wib

Perkimtan: BPKA sudah melakukan studi analisi rel KA di atas tanah
Senin, 8 Agustus 2022 8:28 Wib