"Saya memberikan apresiasi untuk kinerja TPID selama ini, sehingga sudah mulai menekan inflasi daerah. Tetapi saya harapkan terus melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam menyusun strategi menekan inflasi," kata Saleh Lasata saat membuka Rakor TPID Sultra di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan, BBM jenis solar masih menjadi kendala dan penyebab inflasi di daerah ini, yang terlihat dengan antrean kendaraan di setiap SPBU yang sudah menjadi pemandangan setiap hari.
"Sehingga TPID Sultra yang merupakan gabungan beberapa instansi agar dapat meningkatkan kinerja sesuai tugas pokok dan fungsinya, di samping itu, bisa meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak lain untuk mengantisipasi kenaikan harga dengan demikian inflasi dapat dikendalikan," katanya.
"Inilah yang butuh pengkajian apakah kuota BBM tidak bisa terpenuhi, atau ada manajemen lain yang mempengaruhi atau ada indikasi penimbunan BBM," katanya.
Ketua TPID Sultra Saemu mengatakan khusus pada triwulan IV kedepan, ada dua kegiatan besar yang akan menjadi pemicu inflasi yakni perayaan Idul Adha dan pelaksanaan pesta Demokrasi Pemilihan Gubernur Sultra pada November mendatang.
"Saya ingin katakan bahwa kami terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan harga agar inflasi dapat terkendali, dengan cara melibatkan secara maksimal peran semua sektor," katanya.
Selain melakukan pertemuan katanya, pihaknya juga melakukan survei dan pemantauan harga setiap pekan, serta melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti PT Pertamina, PT Pelindo, dan para distributor, seperti distributor semen.
"Kita harus mengakui, inflasi di Sultra, khususnya di Kota Kendari disebabkan beberapa faktor antara lain keterbatasan infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan, yang menghambat arus distribusi barang, sehingga berdampak terhadap kenaikan harga," ujarnya. (T.pso-299/N002)