Dinas Ketahanan Pangan Sulbar gelar pasar murah untuk tekan inflasi
Mamuju (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Barat menggelar pasar murah sebagai upaya menekan laju inflasi di daerah itu.
"Pasar murah yang digelar ini, sebagai salah satu upaya menekan laju inflasi, khususnya pada komoditas cabai dan telur sebagai penyumbang Inflasi di Sulbar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Jumat.
Pasar murah yang dilaksanakan di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju itu lanjut Andul Waris, juga dalam rangka memeriahkan HUT ke18 Provinsi Sulbar.
Pasar murah yang digelar selama dua hari, yakni mulai 23-24 September 2022 itu kata Abdul Waris, dilaksanakan dengan bekerja sama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Mamuju serta mendapatkan dukungan dari sejumlah pedagang.
"Kita harapkan ke depan, kolaborasi ini terus berlanjut. Harapan kami, supaya bagaimana mengurangi beban masyarakat," ucap Abdul Waris.
Pada pasar murah tersebut, Dinas Ketahanan Pangan menyiapkan dua ton bahan kebutuhan pokok.
"Satu ton akan disajikan untuk hari ini, dan sisanya akan berlanjut besok (Sabtu)," ujar Abdul Waris.
Dari pantauan, sejak pertama dibuka, pasar murah yang dilaksanakan di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju langsung diserbu warga, khususnya ibu rumah tangga.
Selisih harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah tersebut berkisar antara Rp1.000 hingga Rp7.000.
Seperti, telur ayam ras dijual Rp40.000 per rak sementara di pasar tradisional mencapai Rp57.000.
Begitu juga tepung terigu yang biasanya dijual di pasar tradisional Rp10.000 per kemasan, di pasar murah tersebut dijual Rp3.000.
"Pasar murah seperti ini sangat ditunggu-tunggu karena bisa membantu warga pascanaiknya harga bahan bakar minyak yang membuat dampak seluruh harga kebutuhan pokok di pasar tradisional melambung," kata Maryam, seorang warga Mamuju.
Warga kata dia berharap, pasar murah seperti itu rutin digelar, agar masyarakat dapat membeli berbagai bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
"Kami berharap, pasar murah dilakukan secara rutin untuk mengurangi beban kami akibat naiknya harga berbagai kebutuhan pokok setelah naiknya harga BBM," harap Maryam.
"Pasar murah yang digelar ini, sebagai salah satu upaya menekan laju inflasi, khususnya pada komoditas cabai dan telur sebagai penyumbang Inflasi di Sulbar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar Abdul Waris Bestari, di Mamuju, Jumat.
Pasar murah yang dilaksanakan di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju itu lanjut Andul Waris, juga dalam rangka memeriahkan HUT ke18 Provinsi Sulbar.
Pasar murah yang digelar selama dua hari, yakni mulai 23-24 September 2022 itu kata Abdul Waris, dilaksanakan dengan bekerja sama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Mamuju serta mendapatkan dukungan dari sejumlah pedagang.
"Kita harapkan ke depan, kolaborasi ini terus berlanjut. Harapan kami, supaya bagaimana mengurangi beban masyarakat," ucap Abdul Waris.
Pada pasar murah tersebut, Dinas Ketahanan Pangan menyiapkan dua ton bahan kebutuhan pokok.
"Satu ton akan disajikan untuk hari ini, dan sisanya akan berlanjut besok (Sabtu)," ujar Abdul Waris.
Dari pantauan, sejak pertama dibuka, pasar murah yang dilaksanakan di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju langsung diserbu warga, khususnya ibu rumah tangga.
Selisih harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah tersebut berkisar antara Rp1.000 hingga Rp7.000.
Seperti, telur ayam ras dijual Rp40.000 per rak sementara di pasar tradisional mencapai Rp57.000.
Begitu juga tepung terigu yang biasanya dijual di pasar tradisional Rp10.000 per kemasan, di pasar murah tersebut dijual Rp3.000.
"Pasar murah seperti ini sangat ditunggu-tunggu karena bisa membantu warga pascanaiknya harga bahan bakar minyak yang membuat dampak seluruh harga kebutuhan pokok di pasar tradisional melambung," kata Maryam, seorang warga Mamuju.
Warga kata dia berharap, pasar murah seperti itu rutin digelar, agar masyarakat dapat membeli berbagai bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
"Kami berharap, pasar murah dilakukan secara rutin untuk mengurangi beban kami akibat naiknya harga berbagai kebutuhan pokok setelah naiknya harga BBM," harap Maryam.